Jumat 09 Jan 2015 17:19 WIB

Ekor Pesawat Berantakan, Panglima TNI Khawatirkan Keberadaan Black Box

Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan penyelam TNI AL di KRI Banda Aceh.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan penyelam TNI AL di KRI Banda Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku khawatir terkait dengan keberadaan black box (kotak hitam) mengingat kondisi ekor pesawat AirAsia QZ8501 di dalam dasar laut perairan Selat Karimata sudah berantakan. Kekhawatiran Jenderal Moeldoko tersebut disampaikan di atas geladak KRI Banda Aceh, perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Jumat (9/1).

Panglima TNI menjelaskan, pada saat ditemukan, posisi bawah ekor masuk ke lumpur. Sayap kiri dan kanan sudah putus. Ada empat jendela yang masih tersambung dengan ekor. “Ekor pesawat memang sudah ditemukan, saya khawatir kotak hitam sudah tidak di tempatnya karena ekor pesawat sudah berantakan”, ujarnya.

 

Menurut Jenderal Moeldoko, tim SAR sudah berupaya mencari kotak hitam, namun hingga kini belum membuahkan hasil. Pada Jumat pagi, tim penyelam pertama sebanyak enam orang turun selama 62 menit untuk memeriksa bagian dalam ekor pada pukul 06.15 Wita. "Tadi kami memaksimalkan cuaca yang baik. Mereka menyelam menggunakan tabung udara cadangan," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.

Panglima TNI melanjutkan, untuk rencana selanjutnya, tim SAR akan menggunakan alat berat crane dan balon untuk mengangkat ekor. Tim penyelam kedua saat ini disiapkan untuk mengikat sling (tali baja) crane ke ekor pesawat, dilanjutkan membawa balon dan dikaitkan. Sling dari Kapal Crest Onix juga akan dikaitkan yang memiliki kekuatan60 ton.

Disamping itu, tim SAR juga melakukan upaya untuk mencari kotak hitam dengan menggunakan ping detector yang dibawa Kapal Negara Jadayat. Tujuh penyelam di Kapal Jadayat mengikuti arah ping detector hingga sejauh 300 meter dari lokasi awal. "Kami mencari arah ping itu ke mana. Kalau ada ping, baru muncul sinyal," kata Panglima TNI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement