REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media nasional harus berimbang dengan tidak memberitakan berita atau informasi yang berat sebelah.
"Beri porsi yang adil, jangan berpihak. Semuanya diberi ruang yang sama," ujar Redaktur Senior Harian Republika Andi Nur Aminah dalam acara Media Gathering MHTI di Jakarta, Kamis (8/1).
Karena, media merupakan tonggak pemikiran yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap segala hal.
Masyarakat akan menganggap penting suatu masalah jika media menganggap hal tersebut penting, begitu juga sebaliknya.
Seperti Republika, kata Andi yang selalu berusaha menjadi media netral dan tidak berpihak pada siapapun.
"Agenda setting itu sangat penting (apa yang dianggap penting media akan dianggap penting pula oleh masyarakat dan jika media lupa akan dianggap lupa juga oleh media)," jelas dia.
Oleh karena itu, media menurut Andi harus pintar dan jeli melihat dan mengungkapkan suatu permasalahan. Agar dapat disikapi dan dipahami dengan benar adanya.
Tapi memang tidak dipungkiri bahwa media nasional tidak bisa menutup mata pada bisnis yang ada karena melibatkan banyak pihak. Sehingga, berita atau informasi yang diberikan harus memenuhi koridor tertentu.
"Media harus pintar melihat permasalahan penting dan mengungkapkan permasalahan itu segamblang mungkin tapi tetap masuk koridornya," kata Andi.
Fakta tersebut akhirnya mendorong Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) melahirkan sejumlah media untuk mempublikasikan dan menginformasikan masyarakat pada hukum Allah SWT.
Diantaranya, dalam bentuk majalah, buletin, radio hingga video (VCD). Hal ini diharapkan dapat menjadi wadah masyarakat muslim terutama muslimah untuk mengetahui dan berpihak pada hal-hal berlandaskan Islam (Syariah dan Khilafah).
"Alhamdulillah media-media ini banyak diminati dan terus bertambah jumlah cetakannya," kata Juru Bicara Muslimah HTI Iffah Ainur Rochmah.
Sehingga, dia berharap agar media nasional juga dapat berpihak pada hal-hal berlandaskan Islam untuk menciptakan sistem yang syariah dan khilafah.
Untuk itu, MHTI mulai berinfiltrasi dengan sejumlah radio dan media televisi lokal agar dapat menyuarakan hal sesuai hukum Allah SWT.
"Kita berharap media nasional tidak hanya yang berlandaskan Islam dapat kembali berpihak dan menyuarakan Islam sesuai syariah dan khilafah," kata Iffah.