Jumat 09 Jan 2015 00:00 WIB

Alat Pengangkat Ekor Pesawat Sampai di Pangkalan Bun

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Dalam foto yang dirilis oleh Basarnas, Rabu (7/1), tampak bagian pesawat Air Asia QZ 8501 dengan registrasi PK-AXC ditemukan di dasar laut.  (AP/Basarnas)
Dalam foto yang dirilis oleh Basarnas, Rabu (7/1), tampak bagian pesawat Air Asia QZ 8501 dengan registrasi PK-AXC ditemukan di dasar laut. (AP/Basarnas)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Tim SAR gabungan kembali mendapatkan bantuan peralatan untuk mengevakuasi ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh pada Ahad (28/12) lalu. Kali ini Dinas Penyelamat Armatim memberikan alat pengangkat atau lifting bag untuk mengangkat ekor pesawat dari dasar laut.

Lifting bag ini diantar pesawat Casa milik TNI Angkatan Laut. "Kami membawa lifting bag atau balon pengapungan, kami bawa dari dinas penyelamat Armatim, dibawa dari Bandara Juanda," kata Kepala Tim Penyelam Kapten Saiful Afrianto di Pangkalan Udara Iskandar, Kamis (8/1).

Saiful menyebut, dia bersama dengan tim akan bergabung dengan rekan-rekan yang saat ini ada di lokasi tenggelamnya ekor pesawat AirAsia QZ8501. Dia pun berharap cuaca esok hari cukup baik sehingga pengangkatan ekor dapat terlaksana sesuai rencana.

Alat ini memiliki kapasitas 110 ton. Setidaknya ada tujuh balon yang dibawa tim penyelam ini, balon itu terpisah dalam beberapa kapasitas, 35 ton dua buah, 10 ton tiga buah, dan 5 ton dua buah.

Arus dan cuaca juga disebut menjadi hambatan pelaksanaan operasi pengangkatan pesawat ini. Saiful pun berusaha untuk bekerja secara cepat dan aman untuk mengangkat ekor burung besi nahas itu.

"Kami akan bekerja secepatnya, yang jelas kita punya prosedur penyelaman, kita tak bisa menyelam lama, 20 hingga 25 menit, kami tak punya alat bantu penyelaman jadi kita akan bekerja secepatnya," jelas Saiful.

Sebelumnya pada hari Kamis ini operasi pengangkatan ekor pesawat belum berhasil dilakukan lantaran cuaca buruk. Arus air di bawah permuakaan mencapai 5 knot dengan jarak pandang yang terbatas. Hal ini tentu menghambat tim penyelam untuk mencapai dasar laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement