Kamis 08 Jan 2015 15:43 WIB

Legislator Ini Sebut Masjid Agung Natuna Jadi Tempat Transaksi Narkoba

Indonesia Darurat Narkoba (ilustrasi)
Indonesia Darurat Narkoba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG-- Halaman Masjid Agung Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dijadikan sebagai tempat perdagangan dan penggunaan narkoba, karena dalam kondisi gelap, kata anggota DPRD Natuna Wan Aris Munandar dalam rapat dengar pendapat dengan manajemen PLN, Dinas Pertambangan dan Energi, dan DPRD Kepri.

"Itu fakta, yang sudah ditangani pihak kepolisian. Kasus itu terjadi lantaran Masjid Agung dalam kondisi gelap," tambahnya dalam rapat membahas krisis listrik Natuna, di ruang rapat Komisi III DPRD Kepri, Kamis.

Pernyataan Wan Aris Munandar itu mengejutkan peserta rapat. Apalagi selain permasalahan peredaran narkoba, dia mengungkapkan halaman Masjid Agung juga digunakan untuk pacaran dan perbuatan asusila. "Ditemukan juga perbuatan maksiat di halaman masjid. Ini sangat ironis dan memalukan," katanya.

Dia mengemukakan permasalahan itu sudah lama terjadi. Masyarakat sudah sering melaporkan permasalahan tersebut. Pemerintah maupun aparat keamanan sudah berupaya mengatasinya, namun hingga sekarang tetap terjadi. "Tertib hanya sebentar, kemudian kejadian serupa terulang lagi," katanya.

Wan Aris Munandar mengatakan Natuna sebagai pintu utara Indonesia seharusnya dalam kondisi baik, terang-benderang. Krisis listrik yang semakin parah dalam dua bulan terakhir seharusnya menjadi perhatian pemerintah pusat.

"Kalau masjid saja tidak dapat dialiri listrik, setiap hari listrik di rumah masyarakat padam selama 8 jam, ini memalukan. PLN seharusnya memberi solusi," katanya.

Zabarudin, tokoh masyarakat Natuna yang ikut dalam rapat tersebut mengatakan halaman masjid yang gelap juga digunakan tempat perselingkuhan. "Tidak hanya tempat pacaran dan penjualan narkoba, tetapi juga sebagai tempat perselingkuhan. Itu terjadi karena kondisi masjid gelap gulita," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement