REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) F Henry Bambang Soelistyo mengatakan, jarak pandang di dasar laut tempat lokasi ditemukannya ekor pesawat AirAsia QZ 8501 hanya satu meter sehingga tim penyelam harus menunda pencarian.
"Sejak pagi tim sudah menyelam tapi sampai di sasaran jarak pandang di bawah satu meter," kata Marsekal Madya Soelistyo di Jakarta, Kamis (8/1).
Selain jarak pandang yang sangat rendah sehingga menyulitkan tim untuk mencari kotak hitam (blackbox), maka arus bawah laut juga mencapai 3 sampai 5 knot. Karena kondisi di lokasi pencarian tidak mendukung, maka tim penyelam hanya dapatkan puing-puing pesawat dan sudah dibawa ke kapal.
"Saat ini mereka sedang menunggu kecepatan arus bawah laut kalau nanti sudah membaik mereka akan kembali memastikan posisi black box," tambah dia.
Tim penyelam juga sudah dibekali dengan gambar black box sehingga mereka tahu persis apa tugas mereka jika menemukan benda tersebut.
"Setelah bagian ekor pesawat ditemukan, maka rencana kita secara bertahap untuk memastikan apakah black box masih berada diposisinya di bagian ekor itu atau sudah terlepas dari tempatnya semula," kata Soelistyo.
Soelistyo menjelaskan, untuk memastikan hal tersebut, Basarnas sudah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan para penyelam di lapangan. "Karena black box memerlukan perlakuan khusus untuk bisa mengambil dan mengevakuasinya," tambah dia.