REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN, KALTENG -- RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, tetap bersiaga menerima jenazah korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang dievakuasi ke rumah sakit itu untuk diidentifikasi awal dan dikemas untuk diberangkatkan ke Surabaya.
"Tidak tahu sampai kapan. Kami hanya mengikuti tim gabungan saja bekerjanya sampai kapan. Selama itu, kami di rumah sakit selalu siaga," kata Direktur RSUD Sultan Imanuddin, dr Suyuti Syamsul, di Pangkalan Bun, Kamis (8/1).
Dua hari terakhir, jumlah jenazah yang dievakuasi ke rumah sakit ini mengalami penurunan. Meski begitu, seluruh tim, mulai dari tim gabungan evakuasi, Tim DVI, sopir ambulans, tokoh agama, hingga petugas kebersihan terus disiagakan sehingga bisa langsung bertugas jika ada jenazah yang dievakuasi.
Lemari pendingin (cold storage) juga terus dioperasikan untuk mengantisipasi ada jenazah yang harus disimpan di ruang pendingin bersuhu - 20 derajat celsius tersebut sehingga bisa digunakan kapan saja.
Petugas bersiaga siang dan malam mengantisipasi kemungkinan adanya evakuasi jenazah, termasuk dalam jumlah besar. Masing-masing unit telah mengatur petugas yang ditugaskan berjaga secara bergantian, katanya. "Mereka berkumpul di posko-posko yang sudah didirikan di area terbuka bagian dalam maupun di halaman rumah sakit," katanya.
Jika melihat manifes penumpang pesawat nahas tersebut, memang masih banyak penumpang dan kru pesawat yang hingga hari ini belum ditemukan. Pihak keluarga sangat berharap seluruh penumpang dan kru pesawat bisa ditemukan, apapun kondisinya.
Pesawat AirAsia QZ 8501 dinyatakan hilang kontak di Perairan Selat Karimata pada Ahad, 28 Desember 2014 setelah delapan menit lepas landas dari Surabaya menuju Singapura. Saat kejadian, pesawat nahas tersebut mengangkut 155 penumpang dan tujuh kru pesawat.