Kamis 08 Jan 2015 05:39 WIB

Menteri Susi Mengaku Sebagai Pengagum Gus Dur

Rep: C78/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti di sarahsehan haul ke-lima Gus Dur di Jakarta, Rabu (7/1).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti di sarahsehan haul ke-lima Gus Dur di Jakarta, Rabu (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok KH Abdurrachman Wahid alias Gus Dur bukan sekadar identik dengan pemikiran pluralnya atau tingkahnya yang kerap dinilai di luar kebiasaan. Presiden RI ke-empat tersebut rupanya sangat berperan dalam pengembalian fokus negara terhadap maritim dan kelautan Indonesia.

"Inilah sebabnya saya berada di sini," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam acara sarasehan bertema 'Menggali Konsep dan Kebijakan Kemaritiman Presiden Abdurrahman Wahid'  di Jakartapada Rabu malam (7/1).

Susi mengaku merupakan salah satu pengagum Gus Dur. Dia begitu menghormatinya terlebih banyak hal cerdas yang telah dilakukan mantan ketua PBNU tersebut dalam menetapkan banyak kebijakan maritim. Susi menyatakan, Gus Dur yang memulai mendirikan Kementerian Perikanan, yakni dengan nama Departemen Eksplorasi Laut kini dilanjutkan pada era Jokowi.

Seperti Gus Dur, lanjut dia, ia tak terlalu peduli dengan kebijakan yang menuntut untuk bijak, tapi baginya hal tersebut malah membuat banyak berpikir, makan waktu, dan akhirnya tidak ada yang selesai. Menurut dia, hal itu tidak boleh terjadi. Pasalnya, negara telah banyak kehilangan banyak hal karena pejabatnya banyak memikirkan kebijakan, bukan aksi.

Sebelum diskusi, pemilik maskapai Susi Air tersebut menyampaikan sejumlah permasalahan seputar kelautan dan kemaritiman seperti pencurian ikan, juga tindakan pengeboman kapal yang ia lakukan. Sejumlah aksinya terkait tugas kementeriannya yang dinilai kontroversi pun disinggungnya.

Yang jelas, sebagai menteri yang menangani masalah kelautan, ia merasa wajib melanjutkan pemikiran Gus Dur mengenai kemaritiman Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement