REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar Rupiah kembali tertekan hingga Rp 12.732. Melemahnya nilai Rupiah ini dipengaruhi oleh faktor global keluarnya Yunani dari Zona Eropa.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai terpengaruhnya nilai Rupiah karena mata uang asing merupakan hal yang wajar. "Ya namanya kurs itu terpengaruh dengan mata uang asing itu biasa saja terjadi. Jadi kalau terjadi di Yunani bukan karena kita tapi karena mereka," kata JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Rabu (7/1).
Untuk mengendalikan melemahnya nilai Rupiah, JK mengatakan pemerintah harus memperbaiki perekonomian negara. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan ekspor.
"Ya kita kasih baik ekonomi kita, kita tingkatkan ekonomi kita, ekspor ditingkatkan kita, wisatawan kita naik. Industrial kita jalan. Otomatis harus kuat. Investasi jalan semuanya, kita harus jalan," jelas JK.
Keluarnya Yunani dari Zona Eropa dinilai mempengaruhi sistem perbankan Yunani serta pasar saham. Pasalnya, investor akan segera menarik uang mereka dari negara tersebut.