REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Bantuan tenaga tim Disaster Victim Identification (DVI) terus berdatangan. Tambahan tenaga ahli dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Korea Selatan sudah mulai berkerja sejak kemarin. Di hari ke 11 pascatragedi Air Asia QZ 8501, Polda Jawa Timur membagi dua tim (DVI) untuk mengidentifikasi jenazah yang ada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Anas mengatakan identifikasi hari ini lakukan oleh 229 tenaga medis dan sejumlah ahli dari berbagai disiplin ilmu, termasuk dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan bantuan dari luar negeri.
"Tim ahli dari negara-negara sahabat sudah bergabung dan bekerja bersama tim DVI Polda Jatim untuk membantu melakukan identifikasi. Sebelumnya kita sudah dibantu tim ahli dari Singapura sebanyak 10 orang, dan empat orang dari Australia," kata Anas, dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Rabu (7/1).
Tim DVI itu terbagi menjadi dua kelompok. Tim pertama melakukan rapat rekonsiliasi untuk menentukan identitas dari 15 jenazah yang belum diserahkan ke pihak AirAsia untuk kemudian diserahkan ke pihak keluarga.
Sedangkan tim yang kedua, difokuskan untuk identifikasi tiga jenazah yang baru tiba di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur. Dengan banyaknya tim ahli dari dalam dan luar negeri, Anas berharap, proses identifikasi semakin cepat dilakukan. Hari ini tim DVI berhasil mengidentifikasi delapan jenazah.
"Dengan perkembangan yang signifikan hari ini proses identifikasi dapat cepat dilakukan, sehingga dapat semakin mengurangi beban kita semua," kata Anas.