Rabu 07 Jan 2015 12:52 WIB

RS Bhayangkara Terima Dua Jenazah Penumpang Air Asia QZ8501

Tim SAR membawa peti jenazah korban pesawat Airasia QZ8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Sabtu (3/1).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Tim SAR membawa peti jenazah korban pesawat Airasia QZ8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Sabtu (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya menerima dua jenazah korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 setelah diterbangkan dari Landasan Udara Iskandar di Pangkalan Bun ke "Base Ops" Lanudal Juanda, Rabu.

"Kedua jenazah tiba di rumah sakit pada pukul 12.00 WIB, dan langsung dimasukkan ke kontainer pendingin untuk selanjutnya diidentifikasi," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono, kepada wartawan.

Dua jenazah berjenis kelamin perempuan tersebut dievakuasi pada Selasa (6/1) dalam kondisi memprihatinkan, karena sudah sangat sulit dikenali secara fisik. Satu jenazah telah dievakuasi ke rumah sakit pada Selasa (6/1) sore dan disimpan di kontainer pendingin jenazah, sedangkan satu jenazah lainnya baru tiba Rabu pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Satu jenazah tersebut harus dievakuasi melalui kapal dan diturunkan di Pelabuhan Panglima Utar, karena evakuasi menggunakan helikopter tidak bisa dilalukan akibat cuaca buruk. Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) di RSUD Sultan Imanuddin hanya mendata jenis kelamin dan properti yang masih melekat di tubuh jenazah.

Dengan diterimanya dua jenazah tambahan maka RS Bhayangkara sudah menerima 39 jenazah korban pesawat rute Surabaya-Singapura yang mengalami hilang kontak dengan "Air Traffic Control" (ATC) pada Ahad (28/12) tersebut.

"Sebanyak 16 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi dan diserahterimakan kepada maskapai, kemudian diserahkan ke keluarga masing-masing," tutur mantan Kapolres Magetan tersebut.

Hingga saat ini, Tim Basarnas dibantu sejumah relawan masih melakukan proses evakuasi di lokasi yang menjadi pusat perhatian jatuhnya pesawat berpenumpang 155 orang beserta tujuh kru tersebut. Tim SAR gabungan sampai sekarang juga masih kesulitan menemukan kotak hitam karena menemui sejumlah kendala, khususnya cuaca ekstrem di sekitar lokasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement