Rabu 07 Jan 2015 10:57 WIB

Cerita Anggota Basarnas dari Adam Air, Tsunami Aceh Hingga Air Asia QZ8501 (2)

Petugas Basarnas menyiapkan kantung jenazah untuk evakuasi korban penumpang AirAsia QZ 8501, di Pangkal Pinang, Bangka, Selasa (30/12).
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Petugas Basarnas menyiapkan kantung jenazah untuk evakuasi korban penumpang AirAsia QZ 8501, di Pangkal Pinang, Bangka, Selasa (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, Sebelum bertugas di Basarnas Ternate akhir 2014, Djunaidi yang merupakan kelahiran Makassar dan dikenal sebagai sosok yang menyenangkan dan pantang menyerah oleh rekan-rekannya ini, bertugas di Basarnas Gorontalo dan sempat pula menjadi koordinator Basarnas di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.

Ia mengaku untuk meningkatkan kemampuannya sebagai anggota Basarnas, tidak hanya berusaha terus menambah wawasan dan keterampilan mengenai tugas pokok Basarnas, tetapi juga terus menjaga kesehatan fisik.

Masalahnya seorang anggota Basarnas untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik tidak hanya bisa bermodalkan penguasaan teori, tetapi juga kondisi kesehatan yang prima dan kesiapan fisik. Oleh karena itu, ia selalu berusaha menkonsumsi makanan yang sehat, rajin berolahraga serta menghindari segala hal yang dapat merusak kesehatan, seperti minuman keras dan narkoba.

Lama menjadi anggota Basarnas, menurut Djunaidi, telah mengalami berbagai suka dan duka, yang semuanya makin mematangkan dirinya dan membuatnya semakin termotivasi untuk mengabdi sebagai anggota Basarnas.

Perasaan suka yang dirasakan Djunaidi sebagai anggota Basarnas terutama ketika upaya penyelamatan atau evakuasi korban musibah bisa dilaksanakan dengan baik, sedangkan perasaan dukanya jika upaya penyelematan atau evakuasiitu gagal.

Djunaidi mengaku menjadi anggota Basarnas tidak hanya membuatnya bisa menyalurkan hobi menolong orang lain yang mengalami musibah, tetapi juga bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga, karena penghasilan sebagai anggota Basarnas cukup memadai.

"Menjadi anggota Basarnas selain menerima gaji bulanan, juga berbagai tunjangan yang keseluruhannya saya rasa cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi kalau pemerintah masih memberikan tambahan tunjangan karena tugas anggota Basarnas sangat berat, tentu sangat baik," ujarnya.

Dalam melaksanakan tugas, ia mengaku mendapat dukungan dari keluarga, bahkan ketika ia terpaksa harus meninggalkan isteri atau anaknya yang sakit karena panggilan tugas, tidak pernah ada protes dari anak atau isteri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement