Rabu 07 Jan 2015 09:11 WIB

Keluarga Korban Adam Air Doakan Korban Air Asia

Maskapai Adam Air yang salah satu pesawatnya jatuh di perairan Mamuju, Sulbar.
Foto: AFP
Maskapai Adam Air yang salah satu pesawatnya jatuh di perairan Mamuju, Sulbar.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Keluarga korban hilangnya pesawat Adam Air pada 1 Januari 2007 lalu, mendoakan korban maskapai AirAsia QZ8501, dan meminta agar keluarga yang ditinggalkan serta mendapat musibah, tabah untuk menghadapinya cobaan tersebut.

Muzlina Said, salah seorang istri korban dari jatuhnya pesawat Adam Air di perairan Mamuju Sulawesi Barat pada Rabu (7/1), mengatakan bahwa kejadian jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Laut Karimata beberapa waktu lalu, merupakan musibah yang tidak bisa diduga dan diprediksi siapa pun.

Sehingga itu perlu adanya ketabahan dan kekuatan batin dalam menghadapi cobaan ini, sama seperti keluarga korban Adam Air, saat mendapat informasi musibah tersebut pada 1 Januari 2007 lalu, dan hingga saat ini korban penumpang yang berjumlah 102 tidak ditemukan.

"Saya waktu mendengar infomasi tentang jatuhnya Adam Air dan salah satu penumpang adalah suami, pikiran menjadi kalut dan tidak menentu lagi," kata Muzlina.

Menurut dia, sebaiknya keluarga pasrah dan terus memanjatkan doa agar jasad korban AirAsia bisa ditemukan semuanya, sehingga nantinya setiap saat bisa ziarah kekuburanya, berbeda dengan korban Adam Air yang hingga saat ini tidak ditemukan.

Utami Tangahu salah seorang anak korban jatuhnya pesawat Adam Air mengatakan, sebaiknya keluarga korban pesawat AirAsia menunggu sambil berdoa, agar upaya yang sedang dan dilakukan oleh tim yang dikoordinasikan oleh Basarnas makin optimal dan membuahkan hasil tentunya bisa ditemukannya korban penumpang sebanyak 155 orang.

"Saya bersama keluarga maklum dengan situasi dan kondisi keluarga pesawat AirAsia yang jatuh, dan berdoa agar selalu diberi kekuatan iman daam menghadapi cobaan ini," kata Utami.

Dia juga mengharapkan, agar ke depan nantinya seluruh maskapai penerbangan senantiasa melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap pesawat komersial, terutama yang selama ini menjadi andalan masyarakat dalam menempuh perjalanan antarprovinsi maupun ke luar negeri.

Selain itu, untuk meskapai penerbangan untuk selalu memeriksa kesehatan para pilot, jangan sampai tidak fit mengemudikan pesawat, atau untuk mencegah pilot ataupun kru pesawat penggunakan obat terlarang seperti narkoba, sebab sudah pernah ditemukan ada seorang pilot yang mengonsumsi narkoba.

"Insiden ini sudah terjadi maka harus diambil hikmahnya untuk selanjutnya dilakukan pembenahan agar dunia penerbangan Indonesia makin baik," kata Utami.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement