REPUBLIKA.CO.ID, KOTAWARINGIN BARAT-- Dua kapal milik Kementerian Perhubungan yang membawa peralatan untuk mendeteksi keberadaan badan pesawat AirAsia QZ8501 masih menunggu air pasang di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kotawaringin Barat untuk berangkat pada Selasa siang.
Kedua kapal itu adalah KN Jadayat dan KN Andromeda yang memiliki draf empat meter hingga lima meter. Diperlukan ketinggian air laut 4,5 meter hingga 5,5 meter supaya kedua kapal itu bisa melaut. Air laut diperkirakan mulai pasang pada pukul 13.00 WIB.
"Menurut rencana, kedua kapal akan berangkat pukul 15.00 dengan dikawal KN Alugara," kata Direktur Kenavigasian Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Tonny Budiono di Kumai.
Kedua kapal itu akan membawa "Multi Beam Echo Sounder" dan "Side Scan Sonar" untuk mengetahui anomali tidak wajar di dasar laut, serta "Pinger Locater" untuk mengirimkan dan menerima sinyal dari kotak hitam pesawat yang naas.
KN Jadayat juga dilengkapi dengan pelampung suar untuk menandai lokasi bangkai pesawat apabila sudah ditemukan. Sedangkan KN Andromeda dilengkapi "crane" untuk mengangkat bangkai pesawat dari dasar laut.
Proses pencarian dan evakuasi kecelakaan AirAsia QZ8501 memasuki hari ke-10 pada Selasa. Hari sebelumnya, tim gabungan kembali menemukan tiga jenazah penumpang pesawat yang naas.
Dengan begitu, jumlah korban yang telah dievakuasi telah mencapai 37 jenazah dan telah diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) yang bermarkas di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Tim DVI juga telah berhasil mengidentifikasi 13 jenazah serta menyerahkan kepada keluarga korban. Pesawat AirAsia Indonesia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak dari pusat pengendali lalu lintas udara pada Ahad (28/12).