Selasa 06 Jan 2015 10:54 WIB

Kenaikan Elpiji 12 Kg Pukul Pengusaha Kecil

Rep: C09/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Pekerja menata tabung elpiji (liquified petroleum gas/LPG) 12 kg di di salah satu agen gas elpiji di Jakarta Timur, Selasa (9/9).   (Republika/ Yasin Habibi)
Pekerja menata tabung elpiji (liquified petroleum gas/LPG) 12 kg di di salah satu agen gas elpiji di Jakarta Timur, Selasa (9/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Kenaikan harga elpiji tabung 12 kg memukul pengusaha kecil yang bergerak di bidang pengelolaan makanan. Sejumlah pengusaha warung makan dan kuliner mengaku harus mencari cara agar dapat terus menggunakan elpiji 12 kg dalam usahanya.

Neneng, pengusaha warung tegal (warteg) di Ciawi, Kabupaten Bogor, mengatakan, bisnis makanan terkena dampak paling buruk dari naiknya harga elpiji di awal 2015 ini. Menurutnya, sebagai pengusaha warteg ia sedang dalam masa sulit, ditambah lagi sejak akhir 2014, kenaikan harga bahan pokok dan sayur mayur melonjak tajam menyusul naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

“Semua harga naik tajam berbarengan, sangat sulit untuk pengusaha makanan seperti saya,” jelas Neneng.

Beberapa strategi dilakukan Neneng agar tetap mempertahankan bisnisnya, salah satunya adalah dengan menghemat penggunaan elpiji. Neneng berusaha agar satu tabung elpiji bisa dipakai hingga tiga hari.

Selain itu, ia juga terpaksa menaikkan harga dagangannya. Setelah menaikkan harga nasi dan lauk-pauk saat harga bahan bakar minyak (BBM) naik, kini ia harus kembali menaikkan harga akibat harga elpiji 12 kg ikut mengalami kenaikan.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan tarif elpiji 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg pada Jumat (2/1). Saat ini harga elpiji 12 Kg dipasaran mencapai Rp 150 ribu per tabung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement