Selasa 06 Jan 2015 08:15 WIB

Data Ante Mortem Korban Air Asia QZ8501 Sudah Lengkap

Rep: c74/ Red: Bilal Ramadhan
Satgas Gabungan TNI AL mempersiapkan perahu karet di KRI Banda Aceh, Perairan Laut Jawa, Ahad (4/1), untuk mencari badan pesawat Air Asia QZ 8501. (Repubika/Wihdan)
Satgas Gabungan TNI AL mempersiapkan perahu karet di KRI Banda Aceh, Perairan Laut Jawa, Ahad (4/1), untuk mencari badan pesawat Air Asia QZ 8501. (Repubika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono menyatakan menyatakan data Ante Mortem korban Air Asia QZ 8510 sudah lengkap. Awi mengatakan bahwa Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah menerima data ante mortem milik co-pilot Remi Emmanuel warga negara Prancis. Artinya Tim DVI telah memiliki 162 data antemortem korban AirAsia QZ 8501.

"Sekarang sudah ada 162 data antemortem sehingga tim bisa melanjutkan proses berikutnya," kata  Awi Setiyono dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (4/1).

Antemortem merupakan kegiatan profiling yakni menyiapkan data orang seperti rekam medis, sidik jari, DNA, termasuk ciri-ciri seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya. Sampel DNA dari keluarga Remi juga sudah terkumpul.

Awi mengatakan total sampel DNA sampai saat ini berjumlah 146 sampel, sisanya masih 16 sampe. Tim DVI  berharap keluarga segera menyerahkan sample DNA untuk proses identifikasi. "Dari 162 penumpang AirAsia, sebanyak 34 jenazah sudah di Rumah Sakit Bhayangkara dan sembilan jenazah di antaranya yang terdiri atas lima perempuan dan empat laki-laki telah diserahkan ke keluarga," kata Awi.

Awi juga menjelaskan, hari ini sejak pukul 09.00 WIB telah digelar rapat rekonsiliasi terhadap 21 jenazah dengan mencocokkan data dari ante mortem maupun post mortem. Sebelumnya Awi mengatakan data milik co-pilot asal Prancis tersebut didapat setelah pihaknya bekerja sama dengan Interpol, mengingat tim sempat kesulitan karena keluarganya bertempat tinggal di Kepulauan Karibia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement