REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN, KALTENG -- Perlengkapan yang sudah digunakan petugas saat mengevakuasi jenazah korban pesawat AirAsia 8501, langsung dimusnahkan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
"Pemusnahannya ada yang dibakar, ada pula yang dikubur. Ini sudah sesuai perintah dan prosedur yang biasa dilakukan terhadap peralatan yang berisiko jika tidak dimusnahkan," kata Teguh, petugas pengoperasian incenerator RSUD Sultan Imanuddin di Pangkalan Bun, Senin.
Ruang incenerator atau pemusnahan limbah beracun dan berbahaya itu berada di bagian belakang rumah sakit, hanya beberapa meter dari kamar jenazah. Ruang tersebut berbentuk seperti ruang tungku pembakaran dilengkapi cerobong asap.
Berbagai peralatan yang dimusnahkan seperti sarung tangan, masker, alas plastik dan lainnya. Peralatan bekas digunakan saat pengevakuasian jenazah korban AirAsia yang sudah mengalami pembusukan dan peralatan itu dinilai sangat berbahaya jika tidak dimusnahkan.
"Suhunya bisa sampai 1.200 derajat celsius. Namanya juga pemusnahan, jadi yang musnah bukan hanya barangnya tetapi juga kuman-kumannya," kata Teguh.
Kondisi jenazah korban AirAsia QZ 8501 yang ditemukan sudah dalam keadaan pembusukan. Kondisi ini sangat rawan bagi tim relawan karena kuman-kuman akibat pembusukan yang ada pada jenazah bisa menimbulkan penyakit atau infeksi.
Pihak rumah sakit pun makin memperketat perlakuan untuk mencegah penyebaran kuman. Rembesan air dari kantong jenazah yang menetes di lantai langsung dibersihkan menggunakan cairan keras pemutih pakaian. Lantai dan dinding jenazah yang sudah kosong pun juga dibersihkan untuk mencegah penyebaran kuman, katanya.