REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, terus mematangkan konsep gerakan infak sebesar Rp1.000 per hari per warga untuk membantu warga miskin yang bekerja sama dengan Badan Amil Zakat (BAZ) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
"Untuk menjalankan konsep dan ditindaklanjuti dengan realisasi sebagai program Pemkot Malang ini, kami bekerja sama dengan MUI dan BAZ, sedangkan NU dan Muhammadiyah juga kami ajak untuk melakukan pengawasan pelaksanaan program infak itu," kata Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji, Senin (5/1)
Ia mengemukakan pada pertengahan Januari 2015, program Pemkot Malang tersebut mulai disosialisasikan pada masing-masing kelurahan dengan melibatkan Ketua RT dan RW. Saat ini, Pemkot Malang masih menggodok program tersebut bersama BAZ.
Menurut Sutiaji, BAZ nantinya akan mengelola uang infak dari masyarakat dan untuk disalurkan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan.
Jika program itu berjalan di 57 kelurahan yang ada di Kota Malang, maka potensi uang infak yang dikumpulkan dari masyarakat bisa mencapai Rp160 juta per hari.
"Selama ini dana yang digunakan membantu warga miskin yang dikelola BAZ hanya berasal dari infak pegawai negeri sipil (PNS) yang ada di lingkungan Pemkot Malang, sedangkan dari masyarakat, khususnya yang tergolong mampu masih belum ada," katanya.
Jika masyarakat berperan serta mendonasikan uangnya dalam bentuk infak sebesar Rp1.000/orang per hari, katanya, maka hasilnya akan luar biasa.
Di Kota Malang terdapat sebanyak 4.000 rukun tetangga, kalau setiap RT ada 40 orang saja yang berinfak sebesar Rp1.000, setiap harinya akan terkumpul dana sekitar Rp160 juta.
Politisi dari PKB itu meyakini masyarakat tidak akan keberatan jika mengeluarkan infak sebesar Rp1.000 per hari. Oleh karena itu, gerakan infak Rp1.000 per hari harus segera disosialisasikan agar bulan depan bisa direalisasikan.
"Harapan kami gerakan ini direspons positif oleh masyarakat, sehingga warga kurang mampu yang terbantu juga semakin banyak, bahkan bisa dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu di kota ini, termasuk untuk melunasi utang warga yang terjerat rentenir," ujarnya.