REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Palang Merah Indonesia mengirim personel tambahan ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk membantu tim evakuasi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata.
"Ini kami akan menjemput kawan-kawan dari PMI Jakarta tiba di bandara, tapi kami belum tahu jumlahnya berapa orang," kata Bambang, anggota PMI yang berjaga di Sekretariat PMI Kabupaten Kotawaringin Barat, Senin (5/1).
Sekretariat PMI Kotawaringin Barat kini dijadikan posko karena lokasinya tepat berseberangan dengan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, sehingga mudah untuk memobilisasi personel dan peralatan untuk evakuasi jenazah.
Anggota PMI terlibat langsung dalam penanganan musibah jatuhnya pesawat AirAsia Q78501. Mereka selalu ikut dalam setiap evakuasi jenazah yang berhasil ditemukan oleh tim gabungan yang melakukan pencarian di perairan Selat Karimata dan sekitarnya.
Dari data di papan pengumuman di sekretariat PMI, hingga Senin pagi, ada 74 anggota dan relawan PMI yang diterjunkan di bawah koordinasi PMI Kotawaringin Barat.
Mereka berasal dari Kecamatan Kumai, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Barat, relawan PMI, Satgana PMI, Satgana PMI Pangkalan Banteng, Arut Utara, Kapuas. Jumlah tersebut belum termasuk personel bantuan dari Palangka Raya dan Jakarta.
Seluruh anggota dan relawan PMI tersebut disebar ke sejumlah posko seperti di Landasan Udara Iskandar, Pelabuhan Kumai, Pantai Kubu dan RSUD Sultan Imanuddin. Hingga hari ini jumlah personel belum dikurangi, malah bertambah.
Setiap pagi, mereka juga mengikuti pengarah terkait rencana kegiatan dan penempatan personel sehingga bisa lebih efektif dan maksimal dalam membantu penanganan musibah ini.
Pesawat AirAsia QZ 8501 mengangkut 155 penumpang dan tujuh kru saat dinyatakan hilang kontak di atas perairan Selat Karimata, Minggu (28/12/2014) setelah delapan menit lepas landas dari Surabaya menuju Singapura. Hingga Senin siang, sudah 34 jenazah berhasil dievakuasi ke Surabaya.