Senin 05 Jan 2015 11:40 WIB

Pesan Maulid Nabi di Bali: Hindari Paham Radikal

Perayaan Maulid Nabi Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (14/1).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Perayaan Maulid Nabi Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Menghindari paham radikal menjadi pesan Bupati Jembrana, Bali, I Putu Artha saat menghadiri undangan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, di beberapa lokasi beberapa hari belakangan ini.

"Seluruh umat beragama harus menghindari paham radikal yang bisa memecah belah, dan mengganggu hubungan harmonis antarumat yang sekarang sudah berjalan baik," katanya di Negara, Senin (5/1).

Menurutnya, seluruh umat memikul tanggung jawab untuk menjaga kedamaian Bali, untuk kepentingan bersama. Dia mengatakan, paham radikal cenderung membuat permusuhan bahkan konflik antarkelompok masyarakat, yang hanya merugikan semua pihak.

"Ketika situasi tidak aman, seluruh sendi kehidupan masyarakat khususnya ekonomi akan terganggu. Saya yakin, kita semua sepakat situasi yang sudah aman, nyaman dan damai untuk merajut hidup saat ini, tidak ingin terganggu," ujarnya.

Ia juga minta, seluruh masyarakat menjadi orang Bali, tanpa melihat agama dan suku, karena Bali merupakan nama wilayah bukannya agama. Pantauan di lapangan, rata-rata perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini, berjalan lebih meriah baik di masjid, mushola, maupun pondok pesantren.

Seperti di Masjid Baiturrahman, Desa Pengambengan, pihak panitia menambah kegiatan perayaan dengan lomba busana muslim.

"Kami berusaha terus menambah kegiatan positif dalam momentum ini. Yang paling tua adalah tradisi sunatan massal yang sudah memasuki tahun ke-13, serta donor darah yang sudah tiga tahun berturut-turut kami lakukan. Acara intinya tetap pengajian," kata Ketua Panitia Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Masjid Baiturrahman, Pengambengan, Indra.

Perayaan maulid besar-besaran juga dilakukan Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz, Desa Sumbersari, Kecamatan Melaya, dengan mengundang KH Abdul Halim dari Semarang, Jawa Tengah sebagai penceramah.

Ketua Panitia, Nur Hariri mengatakan, pihaknya juga menerima male (telur rebus yang dihias dengan berbagai bentuk), dari seluruh Kabupaten Jembrana.

"Male yang datang tidak hanya dari masyarakat sekitar pondok pesantren, tapi juga dari kecamatan lain seperti Mendoyo," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement