Ahad 04 Jan 2015 20:18 WIB

Basarnas tak Mau Gegabah Turunkan Tim Penyelam

Rep: c85 / Red: Hazliansyah
 Para penyelam prajurit TNI AL menyiapkan peralatan mereka sebelum melaksanakan operasi evakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, di Lanud TNI AU Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Rabu (31/12).  (AP/Achmad Ibrahim)
Para penyelam prajurit TNI AL menyiapkan peralatan mereka sebelum melaksanakan operasi evakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, di Lanud TNI AU Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Rabu (31/12). (AP/Achmad Ibrahim)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN,KALTENG -- Hari kedelapan pencarian badan pesawat AirAsia QZ8501, tim gabungan Basarnas masih terkendala cuaca buruk. 

Di perairan Pangkalan Bun dengan jarak 108 mil laut dari daratan, gelombang setinggi 3-4 meter, dengan kecepatan angin 25-30 knot, dan jarak pandang hanya nol meter, menjadi kendala utama bagi tim gabungan Basarnas untuk melakukan pencarian. 

Direktur Operasional dan Pelatihan Basarnas Supriyadi menjelaskan, kendala cuaca ini membuat tim penyelam tidak bisa maksimal dalam melakukan penyelaman. 

"Kami tidak mau gegabah tentang penyelam. Ketika arus besar, dengan kondisi penyelam tidak fit, bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Belum lagi kalau jarak pandang tipis," jelasnya kepada Republika Online (ROL), Ahad (4/1).

Dengan demikian, tim penyelam belum dapat membuktikan penemuan citra bawah air oleh alat sight-scan sonar kapal GeoSurvey dan BPPT. 

"Hingga 20 meter di bawah air pandangan nol meter. Tim penyelam bisa tembus hingga 33 meter namun tidak bisa dapat apa-apa," ujar Supriyadi.

Hari ini sendiri terdapat 15 orang penyelam yang terdiri dari tiga tim, melakukan operasi penyelaman untuk mencari kerangka pesawat. 

Supriyadi menambahkan, penyelam bisa terancam nyawanya bila kondisi laut tidak baik. 

"Ditambah dengan tabung yang mereka pakai, kalau mereka pingsan di dalam, bisa jadi tidak muncul lagi," lanjutnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement