REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Ribuan hektare tanaman padi dengan pola tanam maju di sepanjang daerah aliran Bengawan Solo di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai dipanen pada pekan ini.
"Tanaman padi yang panen di tujuh desa di Kecamatan Kanor, luasnya mencapai 2.034 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari di Bojonegoro, Ahad.
Ia menjelaskan para petani di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, menanam padi sekitar September, sebagai usaha untuk menghindari banjir luapan Bengawan Solo di wilayah setempat. Para petani, katanya, bekerja sama dengan pengusaha pompa air yang mengambil air dari Bengawan Solo dengan sistem bagi hasil berkisar 75-80 persen untuk petani dan berkisar 20-25 persen untuk pengusaha.
Sesuai kesepakatan, lanjutnya, kalau tanaman padi gagal panen, disebabkan diterjang banjir, maka petani tidak harus membayar. "Tahun lalu para petani di daerah setempat gagal panen, sebab tanaman padinya diterjang banjir luapan Bengawan Solo, sebelum waktunya panen," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia, para petani di daerah setempat menanam tanaman padi lebih awal dibandingkan dengan biasanya, sebagai usaha menghindari datangnya banjir luapan Bengawan Solo. Sesuai hasil panen, ia menyebutkan produksi tanaman padi di sepanjang DAS Bengawan Solo di Desa Kanor, Perigi, Kedungarum, Pilang, Semambung, Kedungprimpen dan Piyak, Kecamatan Kanor, sekitar 7,29 ton gabah kering sawah (GKS).
Menyusul setelah panen, katanya, para petani di sepanjang DAS Bengawan Solo di daerahnya, membiarkan sawahnya bero, sebab bisa dipastikan banjir luapan sungai terpanjang di Jawa, akan datang selama musim hujan. "Para petani di sepanjang DAS Bengawan Solo akan mulai menanam padi lagi Februari, setelah banjir usai," ucapnya.