Sabtu 03 Jan 2015 18:40 WIB

Tim Penyelam Rusia Tunda Keberangkatan ke Perairan Karimata

Selat Karimata
Foto: [ist]
Selat Karimata

REPUBLIKA.CO.ID, KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH -- Tim penyelam Rusia menunda keberangkatan ke perairan Selat Karimata untuk membantu proses pencarian dan evakuasi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, Sabtu (3/1).

Belum ada informasi yang jelas penyebab penundaan tersebut, tetapi pihak-pihak di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah menyebutkan masih menunggu kapal yang akan membawa penyelam Rusia tersebut.

Sebelumnya, diperoleh informasi bahwa para penyelam Rusia akan dibawa dari pelabuhan ke muara Teluk Kumai menggunakan KP Balam milik Mabes Polri. Di Teluk Kumai, para penyelam itu ditransfer ke KRI Pattimura untuk melanjutkan perjalanan ke perairan Selat Karimata.

Tim penyelam Rusia hanya datang untuk menyurvei kapal yang sandar di Pelabuhan Panglima Utar. Dua orang anggota tim penyelam Rusia sempat masuk ke dalam KN Andromeda.

Sementara itu, tidak banyak informasi yang bisa diperoleh dari tim Rusia tersebut. Beberapa orang yang ditanyai menjawab "no english" sebagai isyarat mereka tidak bisa berbahasa Inggris.

Namun, dari mereka wartawan sempat memperoleh informasi bahwa mereka adalah anggota tim khusus penyelamatan Rusia yang juga terlibat dalam proses pencarian dan penyelamatan kecelakaan Sukhoi Superjet yang kecelakaan di Gunung Salak. Mereka menyatakan diri sebagai "Rescue Ranger from Rusia".

Selebihnya, saat ditanya lebih lanjut, para penyelam Rusia itu lebih banyak menjawab "No comment" sebagai isyarat tidak mau menjawab atau berkomentar.

Sebelumnya, disebutkan terdapat 25 penyelam dari Rusia yang akan membantu proses pencarian dan evakuasi kotak hitam dan jenazah penumpang AirAsia QZ8501.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menemukan objek di dasar laut yang diduga bangkai pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, sejak Kamis (1/1).

"Peralatan kami mendeteksi objek di dalam laut yang tampaknya bukan objek alam. Harapan optimis kami itu adalah bangkai pesawat yang jatuh," tutur Deputi Kepala BPPT Ridwan Djamaluddin.

Ridwan mengatakan posisi terduga bangkai pesawat terdeteksi di koordinat 3 derajat 52 menit 9.44 detik Lintang Selatan dan 110 derajat 35 menit 11.06 detik Bujur Timur di kedalaman 29 meter hingga 30 meter. Objek yang terdeteksi memiliki ketinggian sekitar tiga meter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement