REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Pesawat P-3 C Orion KN-01 milik Korea Selatan berhasil menemukan enam korban Airbus 320 Air Asia yang jatuh di Selat Karimata pada pencarian hari ke enam, Jumat (2/1). Pesawat -3C Orion KN-01 Korsel yang tinggal landas pada pukul 08.50 dari lanud Halim Perdanakusuma melakukan pencarian pada ketinggian 300 feet (100 meter) di atas permukaan laut.
Setelah menyisir area pencarian selama lebih dari dua jam akhirnya pada pukul 11.58 mereka berhasil menemukan tiga jenazah duduk di kursi dalam satu baris (row) pada koordinat 03.52.34.S dan 110.29.50.E. Selanjutnya pada pukul 12.31 P-3C Orion KN-01 Korsel kembali menemukan satu jenazah, pada pukul 12.48.
satu jenazah terlentang dan yang terakhir pada pukul 12.00 kembali menemukan satu jenasah yang ketiganya terletak di lokasi tidak jauh dari penemuan tiga jenazah pertama. Setiap penemuan korban segera disampaikan lewat radio di samping melempar suar penanda posisi setiap korban untuk dievakuasi oleh KRI 357 Bung Tomo yang juga mengatur kapal lain termasuk USS Sampson di dekat
Dari jendela pesawat P-3C Orion yang mengorbit di lokasi bisa dilihat dan diabadikan bagaimana maneuver KRI 357 Bung Tomo dengan cepat melaju menuju lokasi suar penanda dan segera mengirimkan kapal sekoci untuk mengambil korban di lautan yang bergelora dengan ombak mencapai empat meter.
Mayor Pnb.Trinanda lulusan Sesko Korsel mengatakan merasa bangga dan terharu menyaksikan rangkaian aksi kapal perang modern milik Angkatan Laut mengevakuasi korban Air Asia dari kaca jendela pesawat P-3C Orion KN-01 Korsel. Trinanda juga menyebutkan para kru P-3C Orion Korea Selatan mengatakan merasa salut pada keterampilan dan kecepatan awak KRI 357 Bung Tomo dalam berjibaku berusaha secepat mungkin mengambil korban di lautan yang bergelora tinggi.
Satgas P-3C OrionKorsel ini dibawah pimpinan Mission Commander Colonel Yoon Kiheui, dengan Captain Pilot Mayor Lee Jung Bong dan Captain Song Yong Hoon, serta Copilot Captain Jang Woo Yong dan Captain Lee Gyu Yoon. Tim Korsel juga melibatkan personil perwira penerbang CN-295 TNI AU Mayor Pnb Trinanda Hasan dari Skadron Udara 2 Halim yang bertindak selaku observer sekaligus penerjemah. Personil perwira penerbang TNI AU yang fasih berbahasa Korea ini bergabung dalam Tim Korsel untuk mempermudah komunikasi serta koordinasi demi kecepatan, keamanan dan keselamatan operasi.
Pesawat intai Maritim anti Kapal Selam AU Korsel ini membantu menemukan serpihan dan korban di samping melokalisir badan utama pesawat Airbus yang hilang. Spesifikasi P-3C Orion buatan Lockheed Martin milik Korsel ini memiliki kecepatan Patroli 205 knot (375 kmpj), Jarak Jelajah 3000 NM (5490 km), awak 2 Pilot dan 8 Crew, dilengkapi peralatan deteksi Radar Udara, Radar Cuaca, MAD (Magnetic Anomaly Detection ), ESM (Electronic Support Measures) dan IRDS (Infra Red Detection System ).