Jumat 02 Jan 2015 12:09 WIB

Jokowi: Jangan Ada yang Pesimis dengan Pertumbuhan Ekonomi

Rep: c87/ Red: Joko Sadewo
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo optimistis kondisi perekonomian di Indonesia pada 2015 akan lebih baik. Ruang fiskal senilai Rp 240 triliun dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bakal segera digunakan untuk pembangunan sektor infrastruktur.

Jokowi memaparkan, setelah ada pengalihan subsidi BBM, belum sebulan menjabat presiden, banyak yang menyampaikan jangan terlalu cepat karena kalkulasi politik dan keamanan. Tapi saat itu menurut Jokowi, secara kalkulasi BBM harus dinaikkan dan tidak ada alternatif lain yang diberikan, karena itu melonggarkan ruang fiskal.

"Ada ruang fiskal Rp 240 triliun yang bisa kita gunakan secepatnya untuk membangun infrastruktur seperti waduk, irigasi, jalan tol, pelabuhan, airport, ruang itu akan dikonsentrasikan ke sana. Saya yakin optimisme masuk menyongsong 2015 akan lebih baik ekonomi kita," jelas Jokowi dalam pidatonya seusai membuka perdagangan bursa efek Indonesia di gedung BEI, Jakarta, Jumat (2/1).

Jika pembangunan infrastruktur itu segera dikerjakan, kata Jokowi, akan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

 

Selanjutnya, Jokowi menyampaikan kebijakan harga premium mengikuti harga minyak dunia akan memudahkan dalam mengkalkulasi dan menghitung APBN. Hal itu semakin menambah optimisme ekonomi yang lebih baik.

Jokowi meminta jangan ada satu orang pun yang pesimis dengan pertumbuhan ekonomi.

Jokowi mengatakan saat ini Indonesia sedang membangun kepercayaan. Pada Januari 2015 pemerintah akan membuka kebijakan nasional one stop service dalam mengurus perizinan investasi. Hal itu akan memudahkan para investor yang ingin menanam modal di Indonesia.

"Jangan sampai ada yang ngurus izin sampai empat tahun enam tahun. Kalau masih ada seperti itu harus ada yang bertanggung jawab, artinya dicopot. Sudah diberi target tapi tidak bisa mencapai target konsekuensinya itu," tegasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement