Jumat 02 Jan 2015 01:27 WIB

Harga BBM Turun, Masyarakat Ingin Harga Kebutuhan Kembali Stabil

Rep: c09/ Red: Mansyur Faqih
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengusaha kecil dan menengah berharap agar harga kebutuhan bahan pokok kembali stabil usai turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 Januari 2015. Sehingga penurunan harga BBM pada awal tahun ini dapat langsung dirasakan dampaknya oleh rakyat.

Nopi, warga Kertamaya, pengusaha es gerobak dan sosis bakar, mengatakan, pengendalian harga kebutuhan pokok sebaiknya dilakukan pemerintah secara berkala. Apalagi, saat ini harga BBM telah turun, namun harga kebutuhan di pasar masih tinggi.

"Pemerintah bisa melakukan inspeksi ke pasar-pasar agar harga kembali normal setelah tahun baru," jelasnya, Kamis (1/1).

Menurutnya, pemerintah juga harus menindak pedagang nakal yang masih mematok harga tinggi. Karena hal itu dapat berpengaruh pada harga dagangan yang dijual.

"Dulu kan naikin harga alasannya karena BBM naik, sekarang harus bisa turunkan harga juga," kata dia.

Menurutnya, jika harga BBM turun tapi harga lain masih tinggi, pemerintah belum berhasil mensejahterakan rakyat. Ia menegaskan agar pemerintah lebih memperhatikan nasib rakyat kecil.

Sementara Ilma, ibu rumah tangga warga Cihideung, mengaku belum mengetahui jika hari ini harga BBM bersubsidi mengalami penurunan. Ilma masih membayar tarif angkutan kota (angkot) dengan tarif lama.

"Tadi sore baru keluar rumah dan bayar ongkos masih Rp 3.500," ungkap Ilma, Kamis (1/1).

Ia menyayangkan sikap pengemudi angkot yang tidak jujur mengenai harga BBM yang turun. Padahal, saat harga BBM naik supir angkot yang paling gencar menaikan tarif lebih dari 30 persen.

"Padahal waktu harga BBM naik, saya sering ditagih ongkos lebih," ujarnya.

Ilma berharap tarif baru BBM dapat sedikit meringankan masyarakat yang selama ini merasa tercekik dengan tingginya ongkos hingga harga kebutuhan pokok di pasar. Ia juga meminta agar pemerintah kota dan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Darat (DLLAJ) dapat mengkaji tarif angkot yang sesuai.

Sebelumnya, pemerintah melalui menko perekonomian resmi memutuskan untuk menghilangkan subsidi BBM premium mulai 1 Januari 2015. Keputusan ini membuat harga BBM Premium menjadi Rp 7.600 dan solar menjadi Rp 7.250.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement