REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pedagang menengah ke bawah mengaku bahwa penurunan BBM tidak akan berpengaruh banyak bagi mereka. Sebab harga kebutuhan pokok tidak akan ikut turun. Bagi mereka yang penting adalah pemerintah mampu menurunkan harga sembako.
"Ah tidak berdampak banyak bagi saya. Yang saya rasakan ya untung yang didapat tetap kecil. Tapi masalah laba kan rahasia," ujar pemilik warung nasi tegal, Abdulatif (40) pada Republika, Kamis (1/1).
Ia pun berpandangan untuk tidak menurunkan harga dagangannya. Sebab saat BBM naik Abdul tidak ikut menaikan harga.
Bagi Abdul menaikan harga adalah perkara yang sulit dilakukan. Karena pembeli bisa saja kabur. Makka itu ia lebih memilih mengecilkan tingkat keuntungan.
Hal serupa disampaikan oleh Ipeh (35), penjual gorengan di Tanah Abang. Baginya BBM turun bukan sesuatu yang menguntungkan. Ia lebih berharap agar pemerintah menurunkan harga sembako.
"Yang penting sembakonya turun, bisa nggak?. Kalau begitu kan enak," ucap wanita dengan empat anak itu.
Ia menganggap tindakan pemerintah menurunkan BBM percuma. Karena dilakukan setelah sebelumnya dinaikan. Bahkan dengan selisih harga yang tidak jauh.
"Sembakonya udah naik duluan dan tidak mungkin turun kan," kata Ipeh.
Sama dengan Abdulatif, Ipeh tidak pernah menaikan harga dagangan. Menurutnya ari pada kehilangan pelanggan lebih baik mendapat untung kecil.
Di sisi lain Bejo (40) pedagang mie ayam mengemukakan pendapatnya, "Saya tidak masalah BBM naik dan turun, yang penting dagangan saya laku. Tadi malam saja dagangan saya masih sisa banyak".
Menurutnya saat ini kesempatan berjualan untuk pedagang kecil sangat sulit. Sebab harga sembako naik ditambah pembersihan PKL semakin gencar.