REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan tim evakuasi gabungan untuk korban dan pesawat AirAsia QZ 8501 terpaksa meninggalkan satu jenazah di KRI Yos Sudarso untuk sementara karena alasan cuaca.
"Total jenazah sampai sekarsang yang sudah pasti ditemukan ada sembilan. Posisinya enam sudah terkirim ke Surabaya dan dua masih di Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah), sementara satu jenazah belum bisa dibawa karena tinggi gelombang dan cuaca tidak memungkinkan," kata Bambang saat jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta, Kamis.
Bambang mengatakan evakuasi satu jenazah itu tidak bisa diangkut oleh tim karena helikopter pengevakuasi tidak dapat mendarat di kapal karena cuaca tidak memungkinkan. Terlebih tinggi gelombang air laut di sekitar area evakuasi cukup tinggi 3-4 meter atau tidak kondusif.
Dengan begitu, dia mengatakan sangat terpaksa meninggalkan satu jenazah untuk dievakuasi kembali menunggu cuaca bersahabat. Jenazah, kata dia, hanya bisa dibawa ke helikopter dengan bantuan pengevakuasi yang harus turun ke kapal dengan bantuan tali.
Helikopter juga tidak memungkinkan menunggu evakuasi satu jenazah karena khawatir cuaca semakin memburuk dan jika dipaksakan akan membahayakan helikopter dan tim. Kendati demikian, dua jenazah lain telah diangkut ke Pangkalan Bun.
Sampai berita ini dibuat, tim evakuasi berhasil menemukan tiga jenazah termasuk satu yang masih di KRI Yos Sudarso. Ketiganya berjenis kelamin perempuan. Dua korban yang telah sampai di Pangkalan Bun rencananya akan segera dikirim ke Surabaya.
"Dua masih di Pangkalan Bun dan rencananya malam ini akan didorong ke Surabaya," kata dia.
Pencarian korban dan objek pesawat AirAsia itu sendiri pada Kamis memfokuskan pada area seluas 13.500 kilometer persegi di kawasan Selat Karimata yang dekat dengan Pangkalan Bun.