REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Hilangnya kontak pesawat AirAsia QZ8501 telah menjadi pukulan berat bagi keluarga korban. Kondisi ini juga tentu menjadi catatan penting bagi dunia penerbangan Indonesia ke depan.
Sekitar 162 orang penumpang dikonfirmasi berada di pesawat tersebut. Dari sejumlah penumpang tersebut, berikut ini cerita keluarga korban seperti yang dikutip CNN.
Soetikno Sia, Jou Christine Yuanita, Jou Yongki, Feilensia Sularmo Go, Elisabeth Youvita, and Brian Youvito
Theresia Songko terakhir berbicara dengan ibunya pada malam sebelum dia terbang dengan pesawat AirAsia QZ8501. Orangtuanya, paman dan dua sepupunya berencana untuk liburan bersama. Mereka akan berlibur di Singapura sebagai perayaan tahun baru.
Theresia menyatakan ibunya telah menyiapkan liburan tersebut . Mereka pun berencana akan melakukan pemberangkatan dengan menggunakan pesawat yang berada di penerbangan Surabaya.
Theresia mengatakan Ibunda dan kakaknya berencana untuk berangkat dari Indonesia saja, yakni Surabaya. Upaya ini untuk mendapatkan bantuan dari maskapai. Sebelumnya, mereka gagal memperoleh maskapai dari tempat mereka berada sebelumnya.
"Mereka meminta banyak hal, paspor, akta kelahiran dan meminta paman saya untuk pergi ke Surabaya agar mengaturnya," katanya.
Theresia mengaku belum ada yang konfirmasi mengenai keluarganya itu. Dia hanya berharap ada keajaiban bahwa mereka masih hidup.
Kevin Alexander Soetjipto
Kevin merupakan mahasiswa Monash University Australia. Dia akan menyelesaikan kuliahnya tersebut tahun depan.
Namun, kuliah Kevin harus pupus setelah pesawat yang dia tumpangi hilang dan dinyatakan tenggelam di perairan Indonesia. Sebelumnya, dia memang berencana untuk liburan bersama adik perempuannya dengan menggunakan pesawat QZ8501.
Perwakilan universitas menyatakan kebelasungkawaanya terhadap kejadian ini terutama pada mahasiswanya ini.
"Kami akan menawarkan konsultasi kepada teman Kevin dan teman-teman sekelasnya," ujarnya.