REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tentu bukan hal yang mudah bagi keluarga korban pesawat Air Asia kode penerbangan QZ8501 menghadapi musibah ini. Segala kepedihan harus mereka tanggung. Rasa kehilangan yang tak mungkin sembuh satu atau dua hari.
Margetha bersama Himpunan Psikolog Indonesia (Hipsi) berusaha mendampingi keluarga penumpang QZ8501 untuk tetap tegar menghadapi musibah ini. Humas Hipsi Surabaya, Margaretha mengatakan, institusinya terus mendampingi keluarga korban 24 jam.
"Setiap shift ada 20 orang, dalam satu hari ada tiga kali shift," kata Retha nama kecil Margaretha.
Dosen psikologi Universitas Airlangga (Unair) tersebut mengatakan keluarga korban akan terus didampingi oleh Hipsi. Hipsi memiliki call center yang dapat dihubungi 24 jam. Keluarga korban tinggal menelpon nomor tersebut. Call center akan menyambungkannya dengan Psikolog yang dekat dengan kediaman keluarga korban.
Retha menjelaskan ada tiga tahap dalam proses pendampingan. Tahap pertama membuat emosi keluarga korban dapat stabil. Tat kala merasakan kesedihan yang mendalam karena mengingat anggota keluarga yang telah hilang, psikolog dari Hipsi akan menstabilkan kembali emosi keluarga korban.
Proses penstabilan emosi ini pun cukup panjang. Dan menggunakan berbagai macam metode, dari hipnotrapi sampai tapping. Menciptakan suasana yang rileks bagi pasien. Dan bangkit dari rasa kehilangan.