Rabu 31 Dec 2014 13:31 WIB

Ayah Korban Air Asia Tolak Ikut ke Pangkalan Bun

Beberapa korban hilangnya pesawat Air Asia menangis.
Foto: Mirror
Beberapa korban hilangnya pesawat Air Asia menangis.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ayah kandung korban pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Ahad (28/12) pagi WIB, Bhima Aly Wicaksana (31) warga Pucang Sewu 45 Kota Surabaya, Dwi Janto (60) berharap ada keajaiban anaknya masih hidup.

Dia mengatakan, Bhima yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara pergi ke Singapura bersama tiga temen seprofesi, yakni sebagai pengusaha properti. "Tapi tiga temannya sama keluarganya. Kalau anak saya belum menikah," katanya di kediamannya Jalan Pusang Sewu 45 Surabaya, Rabu (31/12).

Dwi Janto mengatakan sempat mendapatkan tawaran untuk mendatangi Pangkalan Bun tempat para jenazah dievakuasi. Namun ia memilih menunggu kabar kerabatnya yang dipastikan menjadi korban jatuhnya AirAsia di Bandara Juanda. "Buat apa saya ikut ke sana. Tidak ada manfaatnya. Mending saya tunggu di sini," katanya.

Sementara itu, ibu kandung korban Sri Budi Siswardani (60) mengungkapkan, sebelum anaknya pergi ke Singapura sempat berpesan tidak telepon sebelum sampai tujuan. "Pesannya tidak telepon sebelum sampai tujuan," katanya.

Meski belum ada kejelasan, lanjut Sri, pihaknya ikhlas jika Tuhan memberikan takdir lain, yakni jika anaknya meninggal dalam kejadian itu. "Saya hanya bisa pasrah," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement