REPUBLIKA.CO.ID, KUMAI -- Kapal Negara (KN) SAR 224 Jakarta milik Badan SAR Nasional (Basarnas) menunda perjalanan menuju lokasi ditemukannya serpihan-serpihan badan pesawat AirAsia di perairan sebelah selatan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Penundaan dilakukan akibat cuaca buruk yang terjadi saat perjalanan menuju lokasi.
Kapten KN SAR 224 Ahmad mengatakan, cuaca yang terjadi tidak memungkinkan bagi kapal untuk memaksakan perjalanan menuju lokasi evakuasi korban Air Asia. Hal itu untuk menghindari kemungkinan terburuk yang terjadi atau bahkan sampai berakibat fatal pada keselamatan kapal.
"Daripada terjadi hal yang tidak kita inginkan bersama, kita putuskan untuk sementara kembali ke Teluk Kumai," katanya di KN SAR 224, Rabu (31/12).
KN SAR 224 sudah melakukan perjalanan sejauh 10 nautical mile (NM) dari Teluk Kumai. Gelombang setinggi 3-3,5 meter dan jarak pandang hanya 20-30 meter membuat kapten kapal memutuskan untuk menunda perjalanan dan berlabuh di Teluk Kumai untuk sementara. "Setelah cuaca membaik, kapal akan kembali berjalan menuju lokasi evakuasi (korban Air Asia)," ujarnya.
Menurut Ahmad, persoalan teknis juga menjadi alasan untuk menunda perjalanan. Gelombang yang tinggi berpotensi membuat sistem pelumasan dan sistem bahan bakar terganggu karena guncangan. Bahkan, satu (motor utama) dari tiga motor utama kapal mengalami black out atau mati mendadak. "Tapi sekarang sudah normal kembali," katanya.