REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu stasiun televisi nasional menayangkan sosok temuan mayat korban Air Asia QZ8501 secara live. Tindakan ini menuai banyak kecaman dan melukai perasaan dari para keluarga korban.
"Tetapi konfirmasi tersebut datang melalui sebuah cara yang sangat brutal: televisi secara live menunjukkan sosok mayat setengah telanjang yang telah mengembung dan mengambang di laut," tulis The Guardian di situs resminya.
Media Internasional berbasis di Inggris ini menyebut tindakan stasiun televisi TVOne sebagai cara yang brutal untuk mengonfirmasi kematian penumpang Air Asia QZ8501 pada keluarganya. Sayangnya setelah tayangan itu, banyak keluarga korban AirAsia QZ8501 yang menangis histeris dan bahkan pingsan. Beberapa keluarga korban yang pingsan segera dibawa ke luar ruangan.
Salah seorang keluarga, Munif yang saat itu sedang menunggu kabar tentang adiknya menyatakan bahwa keluarganya sudah sempat tenang sebelumnya. Akan tetapi keluarganya menjadi histeris setelah penayangan tersebut. Ia menyatakan atmosfer seketika berubah setelah penayangan sosok mayat tersebut.
Dwijanto, 60 tahun, yang saat itu sedang menunggu kabar anaknya menyatakan bahwa ia merasa hancur setelah melihat tayangan tersebut. The Guardian juga menyatakan Walikota Surabaya Tri Risma Harini melakukan sejumlah upaya untuk menenangkan keluarga korban.
Di saat yang sama, seorang wanita yang mengenakan seragam Air Asia meluapkan kemarahannya atas penayangan tersebut. Ia berteriak agar tayangan tersebut dihentikan.
The Guardian juga mencatat, stasiun televisi terkait, TVOne, telah resmi meminta maaf. Meski begitu, tayangan yang sudah terlanjur disiarkan tersebut tetap saja akan membekas bagi para keluarga yang ditinggalkan.