Rabu 31 Dec 2014 05:01 WIB
AirAsia QZ8501

Ini Cerita Duka Keluarga Korban QZ8501 (III)

Rep: C13/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
A family member of passengers onboard missing AirAsia flight QZ8501 react at a waiting area in Juanda International Airport, Surabaya December 30, 2014.
Foto: Reuters/Beawiharta
A family member of passengers onboard missing AirAsia flight QZ8501 react at a waiting area in Juanda International Airport, Surabaya December 30, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hilangnya kontak pesawat AirAsia QZ8501 telah menjadi pukulan berat bagi keluarga korban. Kondisi ini juga tentu menjadi catatan penting bagi dunia penerbangan Indonesia ke depan.

Hingga kemudian tim Gabungan dari Basarnas, TNI dan Polri Selasa siang berhasil menemukan puing pesawat AirAsia QZ 8501 jurusan Surabaya-Singapura yang hilang kontak sejak Ahad (28/12). Tim juga menemukan dan mengevakuasi sejumlah jasad yang diduga kuat merupakan penumpang pesawat Air Asia.

Sekitar 162 orang penumpang dikonfirmasi berada di pesawat tersebut. Dari sejumlah penumpang tersebut, berikut ini cerita keluarga korban seperti yang dikutip beberapa media, seperti CNN.

Yuni Astutik

Yuni Astutik (40 tahun) sudah berkerja lama di Singapura sebagai pembantu rumah tangga. Seperti yang dilaporkan Channel News Asia, Astutik pulang ke Indonesia untuk datang ke pernikahan saudaranya.

Park Seong Boom

Park Seong Boom, seorang misionaris atau pendeta yang sedang tinggal di Indonesia. Selama tinggal di Indonesia ia mengajar Bahasa Korea dan komputer .

Ia bersama, istri dan anaknya yang masih berumur 11 bulan pergi ke Singapura untuk memperbarui visanya. Sebelum kedatangan mereka di Indonesia pada September lalu, ia tinggal Kamboja selama empat tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement