Rabu 31 Dec 2014 04:41 WIB
AirAsia QZ8501

Ini Cerita Duka Keluarga Korban QZ8501 (I)

Rep: C13/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang keluarga korban Air Asia QZ 8501 tak kuasa menahan harunya ketika mengetahui pesawat yang hilang telah ditemukan.
Foto: Reuters
Seorang keluarga korban Air Asia QZ 8501 tak kuasa menahan harunya ketika mengetahui pesawat yang hilang telah ditemukan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hilangnya kontak pesawat AirAsia QZ8501 telah menjadi pukulan berat bagi keluarga korban. Kondisi ini juga tentu menjadi catatan penting bagi dunia penerbangan Indonesia ke depan.

Hingga kemudian tim Gabungan dari Basarnas, TNI dan Polri Selasa siang berhasil menemukan puing pesawat AirAsia QZ 8501 jurusan Surabaya-Singapura yang hilang kontak sejak Ahad (28/12). Tim juga menemukan dan mengevakuasi sejumlah jasad yang diduga kuat merupakan penumpang pesawat Air Asia.

Sekitar 162 orang penumpang dikonfirmasi berada di pesawat tersebut. Dari sejumlah penumpang tersebut, berikut ini cerita keluarga korban seperti yang dikutip beberapa media, seperti CNN.

Alain Oktavianus Siauw

Louis Sidharta mengaku sedang menuju ke bandara untuk menjemput tunangannya, Alain Oktavianus Siauw. Namun, pertemuan yang dia impikan tersebut terpaksa pupus setelah pesawat QZ8501 dinyatakan telah hilang kontak.

Di tengah para wartawan, Sidha menerangkan seharusnya dia bisa menikmati liburan bersama dengan kekasihnya tersebut. Apalagi, lanjutnya, beberapa waktu ke depan mereka akan menikah. "Ini menjadi liburan terakhirnya dengan keluarga yang dia cintai," ungkapnya.

Oei Jimmy Sentosa Winata, Istri, dan Dua Anaknya

Awalnya, Oei Endang Susilowati tidak terlalu mengkahawatirkan tentang hilangnya kontak AirAsia QZ8501. Menurutnya, adik laki-lakinya itu pasti akan melakukan penerbangan di jadwal berikutnya.

"Kemudian seseorang mengatakan padaku bahwa dia melihat nama adikku, istrinya dan dua anaknya sebagai daftar penumpang QZ8501," ungkapnya.

Sekarang, Oei Endang pun berusaha untuk mencari informasi mengenai adik dan keluarganya itu. "Saya tidak tahu harus bagaimana," ujarnya. Menurutnya, dia hanya bisa menunggu informasi dari berita-berita yang ada.

Kedua anak korban berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Anak laki-lakinya berusia 13 tahun dan anak perempuannya berusia sembilan tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement