REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Keluarga penumpang pesawat Air Asia QZ8501 yang kehilangan kontak usai tinggal landas dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju ke Singapura Minggu (28/12) pagi, berharap ada keajaiban tentang kondisi keluarga mereka yang masih belum ditemukan.
Dwijanto yang merupakan orang tua Bimo A yang menjadi penumpang pesawat tersebut di Crisis Center Terminal 2 Bandara Juanda mengatakan, pihak keluarga saat ini masih terus berharap supaya ada keajaiban untuk proses pencarian ini.
"Kami kasih terus menunggu dan berharap adanya informasi serpihan yang diduga sebagai pesawat tersebut, bukan pesawat seperti yang didugakan," ucapnya, berharap, Selasa (30/12).
Ia mengatakan, yang diinginkan oleh keluarga saat ini adalah pesawat tersebut ditemukan dalam keadaan utuh berserta seluruh penumpangnya selamat. "Kami masih optimistis kalau keluarga kami yang ada dalam pesawat tersebut masih bisa ditemukan dengan selamat bersama dengan penumpang lainnya," ujarnya.
Ia menuturkan, anaknya pergi ke Singapura dalam rangka berlibur bersama dengan enam orang rekan lainnya yang masih satu kantor. "Anak saya ini anak kedua dan baru pertama kali ini berangkat ke Singapura. Sekali lagi harapan kami semoga para penumpang tersebut bisa segra ditemukan dengan keadaan selamat," tuturnya.
Disinggung mengenai ajakan dari pihak Air Asia yang memberangkatkan keluarga untuk ikut dalam pencarian tersebut, dirinya mengatakan tidak akan ikut dalam rencana tersebut.
"Saya tidak akan ikut dalam pencarian tersebut, dan kami akan menunggu di posko saja sambil menunggu perkembangan yang baik," ujarnya.
Sebelumnya, pesawat Air Asia QZ8501 dinyatakan hilang kontak usai tinggal landas dari bandara Internsional Juanda Surabaya menuju ke Singapura pada Minggu (28/12).
Pesawat berpenumpang 155 orang tersebut dinyatakan hilang setelah melakukan penerbangan selama satu jam usai tinggal landas pukul 05.30 WIB.