REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Menteri Pariwisata Arief Yahya mempertahankan sekaligus memperkuat brand "Wonderful Indonesia" sebagai "country branding" pariwisata Indonesia dinilai sebagai langkah yang tepat. Menpar dinilai tidak membuang brand value yang sudah ada.
Praktisi pemasaran Erik Meijer mengatakan, Indonesia memang membutuhkan country branding agar bisa menarik wisatawan asing. Hal ini layaknya praktik bisnis yang dilakukan perusahaan dalam memasarkan produk.
“Ini bukti Pak AY (panggilan Arief Yahya) True Marketer. Soalnya sering orang mengubah dengan meng-create branding baru. Padahal itu membuang brand value yang sudah ada,” ujar Erik Meijer, Selasa (30/12) di Jakarta.
Erik juga mengapresiasi branding "Pesona Indonesia" yang menjadi versi bahasa Indonesia "Wonderful Indonesia". Brand tersebut bisa digunakan untuk promosi pariwisata dalam negeri.
“Pak AY pakai cara baru dimana country brand akan lebih sering terlihat bahkan menjadi 'endorser' brand dari masing-masing local brand yang ada. Ini akan meningkatkan brand value dengan sangat cepat," kata dia.
"Pak AY juga mendukung pihak ketiga menggunakan branding 'Wonderful Indonesia' sehingga akan ada multiplier effect nanti,” lanjut Erik.
Dalam payung Country Branding, sebut Erik, hal ini penting untuk menjual destinasi. Terlebih Indonesia punya aset jauh lebih banyak dan lebih menarik dibanding negara tetangga.
“Selama ini kita belum berhasil 'menjualnya'. Namun sudah mulai kelihatan peningkatannya,” katanya.
Erik mencontohkan langkah Garuda Indonesia yang membuka destinasi baru, salah satunya Labuan Bajo. Setiap hari terdapat 3 penerbangan yang bisa penuh dengan wisatawan asing. Padahal rute tersebut baru diluncurkan Desember tahun lalu.