REPUBLIKA.CO.ID, MANGGAR -- Sebelum Air Asia ditemukan, upaya pencarian dilakukan juga dengan melibatkan puluhan tokoh.
"Kami diundang untuk membantu melihat secara gaib keberadaan pesawat tersebut dan hasil penglihatan kami bahwa pesawat itu tenggelam di antara Pulau Long dan Nangka," kata Ketua Adat Belitung Timur Mohammad Sai di Manggar, Selasa (30/12).
Pantauan Antara di Manggar, pada Senin (29/12), puluhan petinggi adat dari sejumlah desa dikumpulkan di rumah dinas Bupati Belitung Timur untuk melihat secara gaib keberadaan pesawat yang hilang kontak tersebut. Para tokoh adat itu berasal dari berbagai elemen dan unsur yaitu unsur air, angin, api, laut dan darat melakukan ritual dan doa bersama untuk mendapatkan petunjuk dari sang pencipta.
"Hasil penglihatan saya bahwa pesawat tersebut disambar induk kilat dan petir, pesawat itu hancur dan tenggelam di laut," pendapatnya.
Dia menyatakan, untuk melihat keberadaan pesawat itu hanya meminta petunjuk dari Allah SWT bukan bersekutu dengan jin dan setan. "Kami berkumpul bukan melakukan ritual yang mengarah kepada sirik, tetapi hanya memadukan kemampuan tokoh adat secara gaib dengan kekuatan doa bersama agar diberi petunjuk keberadaan pesawat itu," ujarnya.
Ia mengatakan, upaya tersebut hanya bentuk bantuan kepada Tim SAR yang mungkin bisa dijadikan informasi untuk mencari titik hilangnya pesawat AirAsia. "Berbagai upaya dilakukan untuk mencari titik hilang kontak pesawat dan cara kami adalah dengan melakukan doa bersama untuk mendapatkan petunjuk dari penguasa langit dan bumi terkait keberadaan pesawat itu," ujarnya.