Selasa 30 Dec 2014 01:45 WIB
AirAsia hilang

Cari Air Asia, Pemerintah Harus Fokus Cari Sinyal ELT

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Erdy Nasrul
Jusman Syafii Jamal
Foto: .
Jusman Syafii Jamal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serpihan pesawat Air Asia diduga ditemukan di dasar laut, apakah ini berarti pesawat itu meledak di udara? Kalau meledak di udara serpihannya pasti akan mengambang di atas laut. Terutama serpihan yang bersifat plastik. Misalnya tas, interior pesawat, atau pelampung pasti akan bertebaran di permukaan laut. Berikut wawancara singkat dengn Jusman Syafii Jamal.

Apakah kemungkinannya pesawat itu meledak di dalam laut?

Bisa saja, tapi tergantung kedalaman lautnya. Kalau tenggelam di atas seribu meter, pesawat bisa saja meledak dan pecah menjadi serpihan kecil. Kalau di bawah itu, biasanya badan pesawat tetap utuh dan hanya bagian tertentu saja yang pecah, misalnya bagian sayap atau ekor pesawat.

Langkah apa yang harus dilakukan pemerintah?

Pemerintah masih terlalu dini dalam membuat kesimpulan, jangan terburu-buru. Lebih baik pemerintah fokus untuk mencari sinyal yang dipancarkan dari ELT, jangan mencari yang kasat mata dulu. Karena bisa saja serpihan yang tampak bukan dari pesawat Air Asia tapi dari pesawat lain.

Sinyal ELT ini cara kerjanya seperti apa?

ELT biasanya langsung menyala ketika terkena benturan atau tenggelam dalam air. Sinyal dari ELT ini biasanya langsung mengirimkan koordinat keberadaan pesawat. Apabila sinyal ELT ini dapat ditangkap maka akan mudah menemukan bangkai pesawatnya.

Peralatan seperti apa yang bisa menemukan atau melacak sinyal ELT ini?

Saya kira bantuan pencarian dari Australia, Amerika, dan Singapura sudah menjadi langkah yang baik. Karena, negara-negara tersebut memiliki kapal dengan teknologi canggih dan dapat melacak sinyal. Jadi, hal utama yang harus di-sweep oleh kapal-kapal itu adalah sinyal dari ELT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement