REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bekerja cepat untuk segera menemukan penyebab hilangnya pesawat Air Asia QZ8501. Hal tersebut dikatakan Jokowi usai meninjau ruang kontrol operasi pencarian Air Asia QZ8501 yang berada di Kantor Badan SAR Nasional, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/12).
"Saya memerintahkan KNKT bekerja dengan cepat untuk mengungkapkan penyebab hilangnya pesawat. KNKT merupakan lembaga independen untuk menjelaskan ini," ujarnya saat menggelar jumpa pers di Kantor Basarnas.
Presiden didampingi Kepala Basarnas Laksamana Madya FHB Soelistyo, MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Mensesneg Pratikno, Kepala Bakamla Laksamana Madya DA Mamahit, dan Kepala BMKG Andi Eka Satya. Jokowi menambahkan, hasil investigasi KNKT akan dijadikan perbaikan dalam dunia penerbangan Indonesia.
Jokowi menuturkan, ia pertama kali mendengar musibah hilangnya AirAsia saat sedang melakukan kunjungan kerja di Wamena, Papua. "Saya sangat terkejut dan merasakan kegelisahan, kekhawatiran dan kesedihan penumpang sebagaimana yang dirasakan seluruh warga Indonesia," ujar mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Saat itu juga, Jokowi mengaku langsung memerintahkan pejabat terkait untuk bekerja mencari keberadaan pesawat yang membawa 155 penumpang tersebut. Selama berada di Papua, presiden juga mengaku terus mengikuti perkembangan pencarian AirAsia yang hilang.
"Hingga saat ini kita harus menyampaikan apa adanya, belum ada kejelasan posisi pesawat. Kita mohon agar seluruh keluarga penumpang dan awak diberi ketabahan dan kesabaran. Dan kita memohon doa agar upaya pencarian ini segera mendapatkan kejelasan," kata dia.