Selasa 30 Dec 2014 08:38 WIB

Lampung, Papua, dan NTT Provinsi Kurang Gizi

Makanan menarik, sehat dan bergizi untuk anak (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Makanan menarik, sehat dan bergizi untuk anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga provinsi yang mengalami kekurangan kalori dan protein terbanyak adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua dan Lampung, demikian hasil Studi Diet Total yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan 2014.

Hasil penelitian itu dirilis Kementerian Kesehatan dalam Parade Penelitian Kesehatan yang baru pertama kali dilaksanakan di Jakarta, Senin, beserta dengan 173 hasil penelitian lainnya selama tahun 2014.

Sementara itu, tiga provinsi yang paling sedikit mengalami kekurangan kalori dan protein adalah DKI Jakarta, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.

Kondisi kekurangan kalori dinyatakan dengan menggunakan batasan apabila asupan kalori kurang dari 70 persen Angka Kecukupan Energi (AKE) sedangkan kekurangan protein adalah jika asupannya kurang dari 80 persen Angka Kecukupan Protein (AKP).

Survei dilakukan Balitbangkes terhadap 46.238 rumah tangga di 497 kabupaten/kota di 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Sebanyak 2.372 pengumpul data di lapangan mewawancarai 161.291 individu untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi kecukupan gizi masyarakat Indonesia dan potensi keterpaparan masyarakat terhadap cemaran berbahaya pada makanan yang dikonsumsinya.

Secara nasional, proporsi kurang kalori dan protein adalah sebesar 29,4 persen.

Survei juga menemukan bahwa sumber kalori utama masyarakat Indonesia merupakan serealia dan umbi-umbian dengan konsumsi serealia tertinggi adalah beras disusul mi, olahan terigu, terigu, olahan beras serta jagung dan olahannya.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan akan menggunakan hasil penelitian tersebut untuk mengambil kebijakan yang dibutuhkan di bidang kesehatan masyarakat.

"Langkah kedepan, kami sosialisasikan (hasil penelitian). Misal Studi Diet Total, kita akan berikan pengertian ke pemerintah bagaimana memberikan pengertian masyarakat bahwa kesehatan itu yang utama," ujar Menkes.

Dengan memberdayakan masyakarat dan memberikan pengetahuan memadai, diharapkan masyarakat akan dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizinya sendiri beserta keluarganya.

"Kita tinggal di negara subur, kenapa tidak mau berusaha sendiri. Sayur mayur misalnya, kan bisa ditanam di halaman rumah. Ini harus ada tindakan untuk mengubah 'mindset' kita untuk sehat," ujar Menkes.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement