REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menginstruksikan pencarian AirAsia QZ 8501 harus dilakukan sampai ketemu, kata Kepala Kantor Otoritas Bandara Udara Wilayah III Kementerian Perhubungan, Pramintohadi, Senin (29/12).
Ditemui di Crisis Centre Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim investigasi tentang instruksi tersebut. "Koordinasi dengan Basarnas dan pihak lainnya terus dilakukan. Penambahan kapal dan bantuan dari Malaysia serta Singapura juga sudah dikoordinasikan," ujarnya.
Kementerian Perhubungan juga memberi maklumat terhadap pihak-pihak kapal yang melintasi sekitar Perairan Teluk Kumai untuk ikut memonitor dan memberi laporan jika menemukan tanda-tanda tentang pesawat.
"40 persen lalu lintas kapal di sekitar perairan tersebut. Kami menyampaikan maklumat kepada kapal-kapal melintas, mungkin ada yang menemukan," ujarnya.
Sementara itu, sampai saat ini Tim Basarnas dibantu TNI dan Polri terus melakukan pencarian dengan mengerahkan tujuh kapal milik Basarnas serta kapal pemburu ranjau milik TNI-AL.
"Ada juga delapan KRI yang sudah kita turunkan pagi ini, salah satunya KRI Pulau Rengat yang memiliki kemampuan daya deteksi sonar hingga kedalaman 25 hingga 50 meter," terang Kepala Kantor Basarnas di Surabaya, Hernanto.
Selain mengerahkan kekuatan laut, pihak TNI juga mengerahkan kekuatan darat dan udara, seperti menerjunkan Pesawat CN 235 dari Pangkal Pinang, Heli Bell dari Tanjung Pinang dan dari Aceh, serta kapal-kapal jenis lainnya.
Pihaknya menambahkan, untuk informasi lengkap terkait skenario pencarian, hanya bisa didapat dari Basarnas Pusat di Jakarta. Pesawat bernomor penerbangan QZ 8501 dari Surabaya menuju Singapura mengalami hilang kontak dengan Air Traffic Control pada Ahad (28/12) pagi WIB.
Hingga sekarang, pesawat berpenumpang 137 dewasa, 17 anak-anak, 1 bayi dan 7 kru tersebut belum ditemukan.