REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Direktur Utama Airnav, Bambang Cahyono, mengatakan adat enam pesawat di sekitar pesawat Air Asia pada waktu yang sama dengan ketinggian tidak jauh berbeda. "Jadi, saat waktu yang sama, ada enam pesawat di sekitar Airasia dengan detik waktu yang sama pula," ujarnya setelah keterangan pers di Kantor Otoritas Bandara Soekarno - Hatta, Jakarta, Senin (29/12).
Pesawat yang dimaksud antara lain pesawat Garuda Indonesia, Lion Air, Uni Emirates, dan lainnya. "Saat itu, Air Asia berada di ketinggian 34 ribu kaki dan meminta izin untuk menambah ketinggian ke 38 ribu kaki," katanya.
Namun, pada ketinggian 38 ribu kaki, ternyata ada pesawat Garuda Indonesia, sehingga pesawat Air Asia akhirnya berbelok ke kiri dan hilang kontak. "Jadi, di atas pesawat Air Asia itu ada pesawat Garuda, sehingga Air Asia tidak bisa menambah ketinggian sesuai permintaan," paparnya.
Berbagai langkah sesuai dengan prosedur pun telah dilakukan untuk melakukan komunikasi dengan pilot pesawat, tetapi tidak bisa. Hingga akhirnya, pesawat yang tinggal landas sekitar pukul 05.36 WIB itu hilang kontak dan tidak bisa dimonitor lagi.
Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, mengatakan hingga kini pesawat Air Asia yang hilang kontak itu masih belum bisa ditemukan. "Hingga kini, tim pencari yang dipimpin oleh Basarnas masih belum menemukan lokasi jatuhnya pesawat Air Asia," kata Ignasius.
Kementerian Perhubungan telah menerjunkan berbagai kapal untuk mencari seperti kapal navigasi, mengaktifkan penjaga laut, radio pemantau, termasuk para nelayan juga dimintai bantuan. "Semua fasilitas telah diaktifkan untuk membantu mencari pesawat Air Asia dan memberikan informasi bila menemukan lokasi jatuhnya pesawat," katanya.