REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Seorang siswa kelas V SD Khadijah, Wonokromo, Surabaya, Naura Kanita Rosada Suseno (11), bersama ayah, ibu, dan neneknya menjadi penumpang dari pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura.
"Kami mencari informasi tentang Naura sekeluarga hingga ke bandara, lalu ke rumahnya di kawasan Aloha, Waru, Sidoarjo, dan Ketintang, Surabaya, namun kedua rumah itu kosong," kata Wakil Kepala SD Khadijah, Wonokromo, Surabaya, Mufidah, Minggu malam.
Mufidah yang sempat mencari informasi ke Bandara Juanda Surabaya itu menjelaskan guru lain yang mengecek ke rumah keluarga Naura di kawasan Aloha tidak mendapatkan informasi apa-apa, karena rumahnya kosong dan gelap.
"Guru lain lagi yang mengecek ke rumah di Ketintang juga menemukan rumahnya kosong, namun mendapatkan informasi dari tetangga bahwa Naura sekeluarga pergi keluar negeri, ada empat orang yang berangkat, termasuk neneknya," katanya.
Sementara itu, seorang wali murid SD Khadijah, Wonokromo, Surabaya, Ira Mz, mengaku dirinya memang sempat mendengar cerita ibu Naura yakni Ny Hayati Lufthiyah Hamid kepada salah seorang wali murid di sekolah itu.
"Sebelum liburan bahwa dia sekeluarga akan jalan-jalan ke luar negeri. Karuan saja, teman-temannya pun minta oleh-oleh dari negeri jiran itu," katanya.
Menurut dia, Naura sebenarnya merupakan anak yang pintar di kelasnya, sedangkan ibunya merupakan sosok yang pendiam tapi familiar kepada teman-temannya.
"Ibunya Naura sebenarnya baru saja pulang haji dari Tanah Suci pada November lalu. Mudah-mudahan, ibadah hajinya menjadi pintu khusnul khotimah baginya," katanya.
Pesawat dari Surabaya menuju Singapura itu hilang kontak dengan "air traffic control" pada pukul 07.24 waktu Singapura.
Terkait hal itu, Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widiatmoko mengatakan pihaknya membuka dua posko untuk informasi keluarga penunpang, yakni di Surabaya (Bandara Juanda) dan Jakarta (Bandara Soekarno Hatta).
"Sampai sekarang masih ada dua lokasi pusat informasi. Nanti kalau diperlukan tambahan, baru dibuka lagi di lokasi lain," katanya.
Terhadap keluarga korban, lanjut dia, pihaknya memberikan akomodasi berupa penginapan dan transportasi, khususnya bagi keluarga asal luar Surabaya.