REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal (Irjen) Ronny F Sompie menyatakan selama ini Polri telah lama mengikuti jaringan dan sel teroris yang ada di di Indonesia. Poso, kata Ronny merupakan sebagian sel teroris yang masih eksis.
“Polri akan terus melakukan penindakan, sebagaimana yang telah dilakukan sepanjang tahun 2014 yang semakin humanis dengan mengedepankan upaya pencegahan terjadinya kasus teror di Indonesia,” kata Ronny kepada Republika, Ahad (28/12).
Ronny menjelaskan cara bertindak yang telah diterapkan adalah dengan melakukan penangkapan terhadap para pelaku kasus teror masa lalu berdasarkan bukti yang cukup. Kemudian, sambung Ronny, menyita semua barang bukti terutama bahan peledak dan bom yang sudah disiapkan.
Ronny melanjutkan setelah ditangkap, pihaknya juga melakukan tindakan pencegahan kepada para pelaku teroris. Pencegahan atau deradikalisasi yang dilakukan terhadap para pelaku yang telah tertangkap, dan juga melakukan kontra radikalisasi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi penangkapan pelaku teror dengan cara melibatkan semua elemen masyarakat untuk berperan serta.
“Karena teroris bukan hanya kejahatan tetapi juga ideologi dan pemahaman sempit yang harus diluruskan,” tegasnya.
Sebelumnya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan pemerintah segera menumpas kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah.
Bahkan dikabarkan kelompok ISIS juga telah memasuki Poso. Tjahjo mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah memberikan perintah agar semua matra TNI diturunkan untuk menumpas kelompok-kelompok yang sering melakukan aksi teror, pada Januari 2015.
Terkait kelompok ISIS, Mendagri mengungkapkan telah mendeteksi 100 warga dari luar Indonesia yang masuk ke Poso, Sulawesi Tengah untuk berjihad. Politikus PDI Perjuangan itu menyampaikan ISIS harus diantisipasi, karena bisa merusak tatanan kerukunan yang telah tercipta.