REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Otoritas Penerbangan Singapura (CAAS) mengatakan seorang warganya yang berada di pesawat QZ 8501 adalah seorang anak perempuan berusia dua tahun yang bepergian ke Indonesia bersama ayahnya yang merupakan warga Inggris. Dalam sebuah pernyataan pada Ahad (28/12) malam Otoritas Penerbangan Singapura mengatakan telah melakukan kontak dengan ibu dan kakek-nenek dari gadis tersebut yang berada di bandara Changi, dilansir dari the Star, Ahad (28/12).
Pesawat AirAsia QZ8501, dijadwalkan tiba di 08.30 waktu setempat setelah berangkat dari Surabaya, Jawa Timur, namun dilaporkan telah hilang kontak pada pukul 07:24 WIB. Kontrol lalu lintas udara Singapura diberitahu tentang hilangnya kontak pada 07:54 dari kontrol lalu lintas udara di Jakarta.
CAAS menambahkan bahwa pihaknya dan Bandara Changi (CAG) bekerjasama dengan Air Asia telah membentuk manajemen krisis terkait hilangnya pesawat QZ 8501 tersebut. Pusat Koordinasi Penyelamatan Singapura (RCC), yang dikelola oleh CAAS dan didukung oleh berbagai instansi, termasuk Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) dan Angkatan Laut Republik Singapura (RSN), juga meluncurkan satu pesawat C130 untuk melakukan pencarian.
Dua pesawat lainnya akan diberangkatkan pada Senin (29/12) besok pagi untuk melanjutkan pencarian. CAAS juga akan mengirim petugas SAR ke Jakarta untuk membantu koordinasi dengan Pemerintah Indonesia dalam operasi pencarian. Departemen Perhubungan Udara Kecelakaan Biro Investigasi (AAIB) Singapura juga telah menawarkan pemerintah Indonesia dua tim spesialis dan dua set underwater locator beacon untuk membantu pencarian.