REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Menjelang momen perayaan Tahun Baru 2015, pedagang terompet mulai bermunculan di wilayah Kota Bandung. Mereka mulai menjajakan serba-serbi khas pergantian tahun tersebut.
Namun, banyaknya pedagang terompet yang mulai bermunculan tidak diimbangi dengan banyaknya masyarakat yang membeli. Hal itu diketahui berdasarkan pengakuan beberapa pedagang terompet yang mengaku mengalami penurunan omzet untuk tahun ini.
Muhidin (52), salah satu pedagang terompet dadakan Tahun Baru menuturkan hingga tiga hari menjelang tutup tahun, terompet yang dijualnya mengalami penurunan. Padahal, kata dia, tahun-tahun sebelumnya tiga hari menjelang Tahun baru sudah mulai ramai pembeli.
"Biasanya udah ramai kalau udah dekat-dekat harinya, tapi ini masih sepi, mungkin karena hujan terus jadi malas keluar beli," kata dia saat menjajakan dagangannya di Jalan Surapati, Bandung, Ahad (28/12).
Meski begitu, dirinya tetap optimistis omzet dagangan terompet akan terus naik hingga perayaan Tahun Baru selesai. Pasalnya, terompet tetap menjadi pilihan tradisi masyarakat yang ingin merayakan Tahun Baru.
"Belum bisa diliat sekarang, karena Tahun barunya biasanya orang keluar semua, jadi puncaknya pas malam tahun baruan," ujarnya.
Berbagai pilihan terompet pun disedikan dari segi bentuk dan juga memiliki harga yang berbeda pula. Harga setiap terompet dibandrol mulai Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung dari bentuk dan tingkat kesulitannya.