REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG AMPEK, SUMBAR -- Sekitar 250 unit rumah warga Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) terancam dihantam abrasi pantai.
"Curah hujan saat ini di Pasaman Barat cukup tinggi. Gelombang laut naik disertai badai," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Pasaman Barat, Yunadi di Simpang Ampek, Sabtu (27/12).
Ia mengatakan daerah yang terancam itu ada pada Jorong Pasar Lamo sebanyak 150 unit rumah dan di Jorong Pondok lebih dari 100 buah rumah."Melihat kondisi rumah warga tersebut sangat rentan dihantam abrasi karena sudah berada di bibir pantai," ujarnya.
Pihaknya telah berupaya merelokasi warga tersebut agar pindah namun mereka namun sebagian yang bersedia.
Ia menjelaskan Pemkab Pasaman Barat sudah mempunyai lokasi relokasi rumah untuk masyarakat nelayan sekitar tiga hektare di dekat kantor camat Sasak Ranah Pasisia.
Tanah tersebut bisa dibangun untum rumah 150 unit.Namun dari hasil pembicaraan pemerintah dengan para nelayan, yang bersedia pindah hanya sebagian yang mempunyai rumah papan.
Sedangkan rumah semi permanen tidak mau pindah, karena sudah merasa nyaman tinggal di rumah sendiri.Kemudian alasan mereka, kalau ditempat relokasi jauh dari laut. Sebab mata pencarian mereka satu-satunya hanya sebagai nelayan.
"Dengan adanya satu unit rumah dihantam abrasi pada Jumat (26/12), kita berharap mereka bisa berubah pikiran dan mau tinggal di tempat rencana relokasi," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Try Wahluyo mengimbau masyarakat yang tinggal di pinggir pantai waspada terkait dengan ancaman abrasi pantai.
"Jangan pernah lengah, sebab musibah bisa datang kapan saja. Saat ini curah hujan cukup tinggi ditambah badai," ingatnya.
Seperti kejadian abrasi pantai yang terjadi pada Jumat (24/12) sekitar pukul 07.10 WIB. Abrasi itu menghancurkan rumah warga Fatidas Nimar.