REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Jembatan utama penghubung antar kampung di Kampung Cisalak, Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, Jabar, yang baru dibangun beberapa bulan yang lalu ambruk diterjang banjir bandang.
Akibatnya akses menuju Kampung Cisalak, atau sebaliknya sempat lumpuh karena Jembatan Leuwi Lisung yang menghubungkan wilayah tersebut dengan balai desa dan wilayah lain ambruk dan tidak dapat dilalui sehingga roda perekonomian warga terhenti.
"Pondasi beton dibagian ujung jembatan ambrol dihantam air bah, sehingga landasan jembatan ambruk dan tidak dapat dilewati kendaraan atau orang. Jembatan ini baru dibangun enam bulan yang lalu," kata Ramlan salah seorang tokoh warga Kampung Cisalak, di Cianjur, Jumat (26/12).
Dia menjelaskan, sebelum ambrolnya pondasi jembatan, hujan turun dengan deras sejak pagi hingga sore menjelang. Sedangkan air di sungai Cisalak, terus meninggi nyaris meluap ke perkampungan dan areal pesawahan milik warga. Selang beberapa saat, ungkap dia, beberapa orang warga mendengar suara gemuruh yang cukup keras dari arah jembatan.
"Air bah setinggi dua meter, menghantam pondasi jembatan hingga ambruk, kami tidak bisa melihat jelas karena hujan turun deras, namun landasan jembatan terlihat mulai miring dan akhirnya ambruk. Untuk ketika itu, tidak ada warga atau kendaraan yang melintas di atas jembatan," katanya.
Mendapati hal tersebut, ungkap dia, warga berhamburan ke lokasi jembatan yang putus dan berusaha mencari solusi agar warga yang terjebak diluar kampung, dapat melintas dan jalur tersebut dapat dipergunakan untuk pejalan kaki karena jembatan tersebut merupakan akses utama yang menghubungan Kampung Cisalak dengan wilayah lainnya di Desa Cihea.
"Saat ini warga yang hendak masuk atau keluar dari Kampung Cisalak, harus ektra hati-hati melintas di atas jembatan yang ditambal dengan bambu untuk sementara. Sedangkan kendaraan tidak dapat melintas karena bambu yang dipasang hanya beberapa batang, cukup untuk pejalan kaki," katanya.
Pihaknya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera melakukan perbaikan dan membangun kembali jembatan yang ambruk tersebut karena putusnya jalur penghubung tersebut, membuat roda perekonomian ratusan kepala keluarga yang sehari-hari bertani dan bercocok tanam, tidak dapat berjalan karena tidak ada akses kendaraan terutama roda dua.
"Harapan kami segera dibangun kembali jembatan ini karena jembatan ini merupakan akses utama warga untuk menjual hasil buminya ke kota kecamatan atau ke sejumlah pasar di Cianjur," katanya.