Jumat 26 Dec 2014 15:12 WIB

Arti Tsunami Aceh bagi Menteri Susi

Rep: c85/ Red: Agung Sasongko
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, SIMEULUE -- Tsunami Aceh menjadi satu titik penting bagi kehidupan seorang Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan saat ini. Dalam kunjungannya ke Pulau Simeulue, Nangroe Aceh Darussalam pekan lalu, Menteri Susi sempat mengucapkan doronganya kepada nelayan setempat agar terus berkembang.

"Saya ingat dulu setelah tsunami nelayan tidak ada yang mau melaut lagi. Sampai saya datangkan nelayan Pangandaran untuk bisa ajak nelayan Simeulue melaut lagi. Pelan-pelan bisa," ujarnya dalam dialog dengan nelayan dan pejabat Kabupaten Simeulue, pekan lalu.

Dalam satu kesempatan lainnya, Menteri Susi pernah mengungkapkan, tsunami bagi dirinya adalah titik tolak kehidupan untuk bisa menjadi seperti saat ini. Dia berpendapat, bisnis maskapai yang dia geluti dan usaha perikanan lobster yang dia bangun, tidak akan sebesar ini tanpa kejadian tsunami sepuluh tahun silam.

"Tidak ada Susi Air tanpa tsunami Aceh," ujarnya saat itu.

Susi juga menceritakan bagaimana saat itu menuju Pulau Simeulue tiga hari usai tsunami. Susi mengisahkan, saat itu dia sengaja membawa pesawat pribadinya yang baru dia beli, khusus untuk mengangkut produk perikanan.

"Sebelumnya, pesawat saya belum mendapat asuransi untuk terbang ke wilayah Aceh, karena saat itu masih rawan konflik. Namun karena tsunami, saya dapat telpon dari London, kalau asuransi pesawat saya turun, demi alasan kemanusiaan," kisahnya saat berdialog dengan nelayan lokal, di Pasar Sinabang, Simeulue.

Menteri Susi pun mengakui, dari peristiwa yang merenggut lebih ari 150 ribu jiwa tersebut, dia belajar banyak hal, khsususnya tentang kemanusiaan. "Saya belajar tentang cinta, kasih sayang, dan kemanusiaan. Dan kalau bukan karena tsunami, mungkin saya tidak akan berdiri di sini," lanjutnya.

Menteri Susi berkunjung ke Simeulue untuk memperingati satu dekade tsunami Aceh sekaligus melakukan kunjungan kerja untuk melihat industri budidaya perikanan di Simeulue. Satu dekade paska tsunami, Simeulue kini sudah berbenah. Tidak tampak lagi sisa-sisa tsunami dahsyat yang melanda peisir Aceh hingga Kepualauan Andaman di tahun 2004 tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement