Jumat 26 Dec 2014 13:14 WIB

Saat Bencana Masyarakat Diminta tak Mudah Percaya Segala Informasi

Rep: C80/ Red: Indira Rezkisari
Warga menaiki ojeg perahu saat melintasi banjir di Jalan Raya Banjaran, Kabupaten Bandung, Kamis(25/12). (foto: Septianjar Muharam)
Warga menaiki ojeg perahu saat melintasi banjir di Jalan Raya Banjaran, Kabupaten Bandung, Kamis(25/12). (foto: Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Di tengah musibah banjir yang melanda, berbagai isu hoax atau palsu kerap muncul di media sosial. Hal tersebut disesalkan oleh kepala pelaksana harian BPBD Kabupaten Bandung. Oleh karenanya masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya sebelum mendapatkan konfirmasi dari instansi terkait.

Hal tersebut dikatakan Kepala Harian BPBD Kabupaten Bandung, Marlan saat melaporkan kondisi banjir kepada Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di Baleendah, Kabupaten Bandung. "Di media sosial, ada isu-isu yang membuat heboh. Namun setelah kami cek, ternyata bohong alias hoax," katanya, di Bandung, Jumat (26/12).

Marlan menjelaskan, isu hoax tersebut di antaranya mengenai terbaliknya perahu yang membawa 9 awak media. Beberapa di antaranya dikabarkan meninggal terbawa arus banjir.

Namun, setelah petugas menyusuri lokasi banjir, ternyata tidak ditemukan korban. BPBD pun memastikan kabar tersebut tidak benar.

Selain itu, beredarnya foto jembatan runtuh di Dayeuhkolot akibat luapan sungai sempat membuat heboh masyarakat. Namun setelah diselidiki, jembatan tersebut ternyata Jembatan Kutai yang roboh dua tahun lalu.

"Jadi, informasi itu tidak benar. Kami minta agar masyarakat tidak panik dan mudah percaya dengan isu-isu yang belum tentu kebenarannya," jelas Marlan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement